Jakarta, CNN Indonesia -- Jaguar secara resmi memboyong
sport utility vehicle (SUV) premium terbarunya, F-Pace dengan opsi mesin bensin dan diesel. Namun, Jaguar memilih untuk tidak memasukkan F-Pace dengan varian mesin diesel ke Indonesia. Kualitas bahan bakar solar di Indonesia disebut menjadi alasan utamanya.
Manajer Perencanaan, Pengelolaan Produk dan Pengembangan Jaringan WAE Tommy Handoko, mengatakan kualitas solar dikhawatirkan justru bakal merusak mesin diesel produknya. Hal inilah yang membuat Indonesia tidak mendapat persetujuan dari pabrikan pusat Jaguar di Inggris.
"Masalah kualitas (solar) ya. Jadi untuk model di Indonesia butuh persetujuan dari regional. Karena terkait garansi, servis, dan lainnya. Jadi memang membawa F-Pace versi diesel masih menunggu persetujuan," kata Tommy di diler Jaguar di kawasan Jakarta Selatan, Kamis (12/10).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tidak hanya itu menurutnyaa, pendapat masyarakat Indonesia yang menganggap mesin diesel Jaguar belum sebaik mesin bensin menjadi alasan lainnya.
"Maksudnya dari kustomer kami yang premium ini untuk F-Pace persepsi mesin diesel masih agak kurang. Jadi kustomer lebih memilih mesin bensin ketimbang diesel,” ujar dia.
Deputi Direktur Pemasaran dan Komunikasi Mercedes-Benz Indonesia Hari Arfianto, juga sepakat dengan penilaian Jaguar trekant kualitas bahan bakar diesel di Indonesia. Atas alasen itulah pihaknya mengaku enggan menambah jajaran mobil diesel ke Tanah Air.
Padahal, di negara asalnya, Jerman, Mercedes-Benz dapat mencatat penjualan positif untuk mobil penumpang bermesin diesel.
 Kualitas solar jadi alasan Jaguar hanya memboyong F-Pace versi meisn bensin. 9Foto: CNN Indonesia/Rayhand Purnama) |
"Indonesia masuk daftar negara dengan kualitas bahan bakar buruk, jadi auditnya Daimler (induk Mercedes) terhadap bahan bakar diesel itu masih jelek sehingga tidak bisa banyak-banyak. Jadi mesin diesel yang masuk ke Indonesia istilahnya mesin ‘badak’ termasuk salah satunya V-Class," kata Hari.
Menurutnya, audit yang dilakukan oleh Mercedes-Benz pusat dilakukan tanpa sepengetahuannya. Sementara, dari hasil audit hanya Pertamina-Dex yang lulus uji.
"Kami tidak tahu kapan hasil audit Daimler soal diesel ke Indonesia, tidak diketahui sama sekali. Pembeli misterius ada yang datang kesini ngetes terus sertifikasi. Jadi bukan menganaktirikan diesel, tetep jalan. Daimler tidak akan memisahkan oh diesel dulu deh atau bensin dulu deh," ujar dia.
Sekadar Informasi, kualitas bahan bakar diesel ditentukan melalui kadar angka cetane. Angka cetane memiliki nilai 0 sampai 100 yang menunjukkan pembakaran relatif. Angka ini sekaligus sebagai salah satu faktor terukur dari karakteristik keseluruhan dan kualitas solar.
Jika bahan bakar diesel memiliki angka 100, maka bahan bakar diesel ini memiliki cetane murni dan akan sangat mudah terbakar. Karena semakin tinggi angka cetane, semakin tinggi pula kualitas bahan bakar.
Cetane dipilih sebagai standar penggambaran kemudahan pembakaran relatif bahan bakar diesel, karena paling mudah menyala dalam ruang pembakaran. Bahan bakar dengan angka cetane tinggi akan menyala lebih cepat dan melakukan proses pembakaran yang lebih efisien sehingga bisa meningkatkan kinerja mesin.
Sebaliknya, bahan bakar diesel dengan angka cetane rendah menyebabkan mesin diesel berjalan lamban dan menyebabkan emisi yang lebih tinggi akibat pembakaran yang tidak efisien. Selain itu,angka cetane rendah juga cenderung membuat mesin sulit dinyalakan.
Banyak negara yang telah menetapkan standar untuk angka cetane minimum, yakni berkisar antara 40-51. Untuk mengukur atau menentukan angka cetane, bahan bakar diuji terlbih dahulu menggunakan mesin diesel dnegan kompresi variabel yang dirancang khusus.
Untuk Indonesia, bahan bakar diesel lebih dikenal dengan sebutan Solar. Selain itu muncul juga Bio Diesel, dan Pertamina Dex. Ukuran cetane Pertamina Dex mencapai 53.
(evn)