Menanggapi hal tersebut, General Repair Service Manager Toyota Astra Motor (TAM) Iwan Abdurahman, mengungkap beberapa kemungkinan mengapa airbag tidak mengembang.
Menurut dia, kecepatan bakal menjadi penentu saat kendaraan menabrak suatu objek.
"Jenis benda yang ditabrak. Semakin kokoh benda yang ditabrak, maka kecepatannya bisa semakin rendah (agar
airbag aktif)," kata Iwan, Jum'at (17/11), di Jakarta.
"(Kemudian) arah tabrakan. Apabila kita menabrak saat kondisi miring, dibutuhkan kecepatan yang lebih tinggi (agar
airbag aktif) dibandingkan tabrakan frontal," ujar Iwan menambahkan.
Lalu, ia menjelaskan,
airbag sendiri memiliki dua sensor. Sensor pertama berada di depan yang terletak di sekitar
headlamp. Sensor itu akan mendeteksi tabrakan arah depan.
Sementara sensor tengah lainnya terletak di dalam kabin, tepatnya di bawah lantai di dekat dengan audio.
"Jika tabrakan yang terjadi begitu besar, maka energi atau getaran tabrakan akan terus ke kabin dan di deteksi oleh sensor ini. Artinya, tabrakan yang terjadi harus cukup kuat untuk mengaktifkan
airbag tersebut," kata Iwan.
Ia melanjutkan, untuk mencegah cedera lebih serius, masih ada fitur seatbelt yang berfungsi untuk menahan tubuh penumpang sehingga risiko kecelakaan dapat dikurangi.