Surabaya, CNN Indonesia -- Mahasiswa Politeknik Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) meluncurkan mobil listrik pertamanya benama Aurora. Kendaraan ini akan berlaga di ajang Kompetisi Mobil Listrik Indonesia (KMLI) 2017 yang digelar di Bandung.
Direktur Politeknik Untag Surabaya, Gatut Budiono. M.Sc menuturkan, peluncuran mobil listrik ini sebagai lembaga vokasi bagi mahasiswa politeknik untuk mengaplikasikan kreativitasnya.
Apalagi, jika melihat tren yang mmungkinkan banyak produsen kendaraan roda empat mencari bahan bakar alternatif yang ramah lingkungan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Maka jadilah mobil listrik ini. Mereka sudah berusaha semaksimal mungkin untuk memulainya dari nol. Bagaimana rangkanya, desain, dan kapasitas motor listriknya pun juga kami hitung," ucap Gatut saat ditemui di Politenik Untag, Surabaya, Senin (20/11).
Rencananya mobil listrik ini akan diberangkatkan ke Bandung sekaligus dilakukan uji coba pada Senin (20/11). Tujuannya untuk memastikan setiap komponen dapat bekerja dengan baik.
Tim yang terdiri dari 10 orang gabungan mahasiswa jurusan listrik dan manufacto, pembimbing dan tim laboran (pegawai laboratorium) mampu menyelesaikan mobil listrik ini dalam kurun waktu delapan bulan.
"6 bulan untuk penghitungan dan desain, sedangkan dua bulannya untuk riset pengaplikasian rakitan mobil listrik," katanya.
Mengadopsi teknologi serupa BMW dan ToyotaDia menambah, teknologi yang dipakai sebenarnya sudah banyak diterapkan di mobil-mobil listrik premium terkemuka di dunia seperti BMW i8 dan Toyota Supra HV-R Hybrid.
Tentunya dengan teknologi ini akan menambah kemampuan tempuh kendaraan hanya dalam sekali isi ulang baterai. "Melalui karya mobil listrik ini, pembina tim berharap bisa menunjukkan eksistensi Politeknik Untag Surabaya yang siap bersaing dan mampu mengikuti tuntutan global," ucapnya.
Nantinya, mobil listrik Politeknik Untag Surabaya akan bersaing dengan 2 mobil lain garapan Pena yang mewakili Jawa Timur di ajang Kompetisi Mobil Listrik Indonesia (KMLI) di Politeknik Bandung.
Ketua tim Aurora, Muhammad Airul Ayyub menambahkan, meski baru pertama kali membuat mobil listrik namun ia yakin bisa unggul pada kontes yang diadakan 23- 25 November mendatang.
"Insyallah kami yakin bisa melenggang sukses, karena mobil listrik kami memiliki fitur canggih berupa
Regenerative Breaking System, yang dapat mengubah energi kinetik menjadi energi listrik ketika melakukan pengereman," tuturnya usai ujicoba di depan gedung Politeknik Untag Surabaya.
Menurutnya, mobil listrik yang dirakit bersama sembilan temannya itu juga memiliki pengapian dari baterai yang akan otomatis mengisi ulang sewaktu pengemudi menginjak pedal rem kendaraan.
 Mobil listrik Aurora yang dikembangkan oleh mahasiswa Politeknik Universitas 17 Agustus 1945 (Untag), Surabaya. (dok. CNN Indonesia/Kurniawan Dian) |
"Teknologi tersebut akan menambah kemampuan tempuh kendaraan hanya dalam sekali
charge. Jika baterai mobil listrik tersebut terisi penuh, akan cukup untuk menempuh jarak sekitar 30 kilometer," kata mahasiswa semester V Teknik Listrik Industri tersebut.
Ia mengungkapkan, keunggulan lain yang terdapat dalam mobil listrik tersebut adalah suspensinya yang menggunakan suspensi independen.
"Sehingga, ketika melewati jalanan bergelombang pun, tidak akan terasa adanya goncangan. Diharapkan pengendara lebih nyaman dengan digunakannya suspensi independen tersebut," ucapnya.
Dipasok dua motor listrik untuk lalui beragam rintanganSelain mengadopsi teknologi perusahaan terkemuka dan mengawinkannya dengan penggunaan suspensi independen, ia juga mengungkapkan kelebihan lain yakni penggunaan dua motor listrik. Otomatis, satu motor listrik akan menggerakkan satu roda.
"Di sini memang sempat menemukan kesulitan. Jadi menyeimbangkan
power steering-nya agak susah karena pakai dua motor itu," ujarnya.
Dalam ajang kompetisi Mobil Listrik Indonesia (KMLI) di Politeknik Bandung besok, ada beberapa persyaratan yang masuk dalam penilaian kompetisi tersebut. Diantaranya, kecepatan dan efisiensi. Di setiap lap sepanjang 1 kilometer dalam uji pertama, kendaraan rakitan diharuskan mengelilingi area pengujian sebanyak 10 kali.
"Itu untuk menghitung kecepatan dan efisiensi waktunya," tutur Wakil Direktur Politeknik Untag Surabaya, Yusuf Eko Nurcahyo.
Kedua, percepatan laju kendaraan yang dimulai dari start. Ketiga, pengereman, yang mana dalam pengereman ini akan dihitung kecepatan mengerem saat melaju dengan jarak tempuh 20 kilometer. Keempat, zig-zag.
Dalam hal ini akan dinilai laju kecepatan saat melintasi perlintasan zig-zag arena tanpa bersenggolan dengan batas yang ditentukan.
"Dan terakhir adalah tanjakan. Dalam tanjakan ini akan dinilai kemiringan mobil sebanyak 15 derajat dengan jarak tempuh 30 kilometer. Dan akan dihitung seberapa cepat sampai di garis finish," katanya.
Menurutnya, dari berbagai persyaratan dalam penilaian tersebut, mobil listrik hasil karya mahasiswa Politeknik Untag Surabaya sudah mampu melewati serangkaian ujicoba.
"Saat perakitan pun, sudah mengira-ngira berapa kecepatan yang dibutuhkan. Untuk saat ini, kecepatan mobil listrik ini mencapai 60-70 km/ per jam," ucapnya.
Disamping itu, mobil listrik juga dilengkapi dengan dua aki sesuai dengan jarak tempuh kisaran 30 km/ per jam. Sehingga mampu mengimbangi persyaratan kriteria penilaian ajang kompetisi Mobil Listrik Indonesia mendatang.
"Pernah kita coba semua, baik ditanjakan, jalanan zig-zag, maupun kecepatan dan efisiensi waktunya. Alhamdulillah lolos semua. Semoga tidak ada kendala saat lomba nanti," ujarnya.
Pembuatan mobil listrik yang mencapai kisaran Rp80 jutaan, sempat mengalami kendala pada steering dan penggabungan dua motor. Karena penggabungan dua motor tersebut memerlukan keseimbangan.
"Biasanya satu motor. Tapi kita menggunakan dua motor DC berkekuatan 48 Volt yang langsung ke ban. Jadi pengurangan putaran pada seringnya semakin sedikit. Sehingga semakin efisien," ucapnya.
(dik)