Jakarta, CNN Indonesia -- Bukan hanya pengemudi, penumpang pun dapat merasa stres dan letih ketika melakukan perjalanan jarak jauh menggunakan mobil pribadi. Apalagi, ada anak-anak di dalamnya.
Anak sendiri dinilai bakal lebih cepat sakit jika mengalami stres dan letih.
"Jangan sampai sudah sampai ke tempat tujuan si anak malah sakit. Kalau sakit repot," kata Pendiri dan Instruktur Jakarta
Defensive Driving Consulting (JDDC) Jusri Palubuhu kepada CNNIndonesia.com, Jum'at (22/12).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Untuk mencegahnya, ada pelbagai langkah yang dapat dilakukan orang tua selama perjalanan. Menurut Jusri, orang tua harus lebih memperhatikan kenyamanan penumpang, terutama di bagian kabin.
Dia menjelaskan, sebelum memulai perjalanan orang tua harus mengatur posisi barang yang dibawa dengan tepat. Jangan sampai barang yang diletakkan di dalam kabin malah mengganggu kenyamanan penumpang di perjalanan.
"Barang yang tidak perlu jangan dibawa. Kalau terlalu sesak, usahakan gunakan jasa pengiriman untuk barang tersebut," ujarnya.
Kode dari AnakSelain itu, kata Jusri, orang tua harus lebih peka terhadap ‘kode’ anak saat letih. Entah sang anak sudah memperlihatkan kegelisahan dan mulai rewel.
Baginya, tanda-tanda itu menunjukkan anak mulai letih dan stres.
Guna mengantisipasi hal tersebut, dia menuturkan, orang tua dapat mengakalinya dengan memenuhi kebutuhan anak seperti menyediakan mainan, berbagai cemilan hingga memutar film kesukaan anak di dalam mobil.
"Perlengkapan harus ada di dalam mobil. Untuk balita harus diingat supaya agar tidak kesulitan saat buang air kecil atau besar segera dipasangkan popok," ucapnya.
Ia juga menganjurkan, bila menyertakan anak dalam perjalanan jauh. Pengemudi atau orang tua harus memangkas waktu tempuh dengan melangsungkan perjalanan tidak lebih dari delapan jam satu hari.
"Berdasarkan saran dari dokter memang anak kecil tidak disarankan berada lama di dalam mobil," kata Jusri.
(asa)