Jakarta, CNN Indonesia -- Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) bakal mengeluarkan Mercedes-Benz Distribution Indonesia (MBDI) dari keanggotaan. Langkah itu diambil lantaran Gaikindo menilai MBDI tidak mengikuti aturan.
Aturan yang dimaksud terkait laporan data
wholesales seperti dilakukan oleh anggota Gaikindo lainnya.
Data
wholesales ini sendiri adalah data jumlah kendaraan yang dijual atau didistribusi dari pabrik ke diler. Berdasarkan penelusuran, data
wholesales yang terakhir dicantumkan Mercedez adalah pada April 2017 lalu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kenapa tidak (untuk dikeluarkan)? Setiap anggota kan harus ikut aturan main yang ada," kata Jongkie saat dihubungi
CNNIndonesia.com via sambungan telepon , Rabu (3/1).
Sebab, menurut Jongkie menyampaikan dari pabrik menuju diler adalah kewajiban anggota Gaikindo. Data biasanya disampaikan dengan mengunggahnya sehingga bisa diakses oleh publik.
Hal itu juga sudah menjadi ketentuan yang ditetapkan pemerintah dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 79/PMK Tahun 2013.
Jongkie melanjutkan bahwa ia dan pengurus Gaikindo lain akan membahas masalah MBDI tersebut bulan ini. Dan selanjutnya, keputusan mengeluarkan MBDI dari keanggotaan akan dilakukan setelah pembahasan tersebut.
"Pengurus Gaikindo akan membahas hal ini Januari karena MBDI tidak memenuhi syarat sebagai anggota," kata Jongkie.
Sebelumnya, Departement Manager Public Relations MBDI Dennis A. Kadaruskan sempat menyatakan alasan tidak lagi mencantumkan data
wholesales Mercedez.
Dalam kesempatan terpisah ia menyatakan bahwa kebijakan itu merupakan kebijakan dari Daimler AG (pusat Mercedes-Benz).
Sehingga selepas April 2017, Mercedes memutuskan tidak lagi mencantumkan data
wholesales kepada Gaikindo.
"Kebijakan Daimler AG. Untuk saat ini tidak dapat
share data," ujarnya.
Meski demikian, Mercedes-Benz mengklaim tetap menguasai pasar mobil mewah di Indonesia. Sampai September 2017, penjualan retail Mercedes (dari diler ke konsumen) mencapai 2.560 unit. Perolehan itu naik 3,9 persen bila dibandingkan 2016.
(eks)