Jakarta, CNN Indonesia -- Kasus suram Volkswagen dan Mitsubishi seperti menjadi pembuka bahwa produsen mobil kerap mencurangi hasil emisi dengan sebuah perangkat lunak khusus. Belum juga hilang dari ingatan dua kasus tersebut, kini Subaru punya skandal serupa.
Subaru, manufaktur asal Jepang tersebut seakan mengkuti tren membodohi konsumennya dengan perangkat khusus yang tidak pernah terlihat. Kasus ini terungkap setelah investigasi beberapa tahun terakhir.
Pada bulan Desember tahun lalu, Subaru yang bekerja sama dengan firma hukum Jepang Ohno
& Tsunematsu memulai penyelidikan internal untuk menentukan apakah indikator jarak tempuh bahan bakar minyak pada mobil baru telah dipalsukan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Penyelidikan tersebut dinilai sangat perlu karena beberapa karyawan perusahaan menyatakan dalam wawancara bahwa selama inspeksi kendaraan data penting tentang konsumsi BBM dan emisi telah diubah.
Data mobil yang ditemukan selama bulan desember 2012 hingga bulan November 2017. Namun pihak penyidik tak bisa mendapatkan data sebelum November 2012.
Sejumlah karyawan menjelaskan "ada kemungkinan bahwa manipulasi bahan bakar dan data emisi seperti itu dimulai sekitar tahun 2002". Tetapi dugaan ini tidak dapat dikonfirmasi.
Subaru sendiri telah mengakui dan juga melakukan penyelidikan pada dua pabrik perakitan yaitu pabrik di Gunma dan Yajima. Dan pabrikan mengaku telah memalsukan data konsumsi bahan bakar dari 903 mobil dan meminta maaf atas kejadian tersebut.
Terkait manipulasi data konsumsi bahan bakar pada 903 mobil diduga karena mendapat arahan dari instruktur senior Subaru di mana arahan berupa "untuk setiap kendaraan yang tidak memenuhi standar maka alat ukur harus diubah agar memenuhi standar".
Namun kabar tersebut dibantah oleh pihak Subaru, jika perusahaan tidak ada instruksi khusus untuk melakukan kecurangan ini. Selanjutnya Subaru menganggap perubahan emisi dan data konsumsi bahan bakar yang ditemukan oleh Investigasi tidak pantas.
Dalam kasus ini, pihak Subaru mengatakan bahwa penarikan atau recall tak dibutuhkan, karena faktaknya, pihak Subaru mengklaim telah memenuhi standar kontrol kualitas internal untuk setiap produk yang dijual dalam keterangan resmi.
(mik)