Satu 'Fast Charging' Kendaraan Listrik Butuh Dana Rp143 Juta

Rayhand Purnama | CNN Indonesia
Jumat, 13 Jul 2018 12:58 WIB
PLN butuh dana sebesar US$10 ribu atau sekitar Rp143 Juta untuk bangun satu stasiun pengisian super cepat kendaraan listrik di Jakarta.
Ilustrasi. (AFP PHOTO / ROSLAN RAHMAN)
Jakarta, CNN Indonesia -- PT PLN (persero) akan membangun Stasiun Pengisian Listrik Umum (SPLU) dengan konsep pengisian super cepat atau fast charging di Jakarta untuk mendukung pemerintah dalam program pengembangan kendaraan listrik di Indonesia.

Direktur Perencanaan PLN Syofvi Felienty mengatakan bahwa pihaknya bakal membangun satu sampai dua SPLU fast charging mulai tahun ini.

"Kalau fast charging untuk studi bisa. Kami sudah diskusi akan letakkan beberapa, tapi masih di Jakarta. Jadi kami akan buat satu atau dua untuk keperluan studi," kata Syofvi saat ditemui di kantornya, beberapa waktu lalu.
Menurut Syofvi, PLN butuh danan sebesar US$10 ribu atau sekitar Rp143 Juta untuk membangun satu SPLU 'fast charging' di Jakarta.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kalau SPLU (biasa) kan udah banyak kami punya. Dan fast charging sedang kami evaluasi," ucap dia.

Dijelaskan Syofvi, PLN saat ini tengah berdiskusi dengan para pelaku industri otomotif agen pemegang merek (APM) agar menemukan standar pembangunan alat pengisian kendaraan listrik. Sementara ini pihak PLN belum menentukan lokasi berdirinya stasiun pengisian cepat tersebut.
"Karena apa, standar (colokan) itu tidak hanya satu ya. Jadi setiap perusahaan mobil beda. Makanya PLN ikut komunitas ya untuk menentukan standar itu arahnya seperti apa," ucap Syofvi.

PLN sendiri saat sudah memiliki lebih dari 1.000 titik pengisian listrik untuk kendaraan yang tersebar di wilayah DKI Jakarta, dan sumber listrik yang digunakan saat ini belum berasal dari tenaga bersih (panel surya/solar cell).

Pemerintah saat ini tengah menggodok regulasi kendaraan listrik, jika tidak aral melintang akan keluar pada tahun ini yang diumumkan Kementerian Perindustrian.
Kementerian Perindustrian sendiri sudah mengumumkan bahwa pada 2025 sekitar 20 persen dari seluruh produksi mobil di Indonesia merupakan bagian dari program Low Carbon Emission Vehicle (LCEV). (mik)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER