Jurus Faisal Basri Isi Energi di Mobil Listrik

Rayhand Purnama | CNN Indonesia
Selasa, 10 Jul 2018 19:25 WIB
Pemerintah harus mendukung penuh pengembangan kendaraan listrik di Indonesia. Presiden RI Joko Widodo harus disebut harus turun tangan dalam pengembangannya.
Faisal Basri punya cara agar mobil listrik tetap ramah lingkungan. (CNN Indonesia/Safir Makki)
Jakarta, CNN Indonesia -- Salah satu yang harus disiapkan oleh pemerintah untuk menyambut era kendaraan listrik adalah infrastruktur stasiun pengisian kendaraan listrik.

Menurut pakar ekonomi Faisal Basri, dalam pembangunan stasiun pengisian kendaraan listrik, pemerintah harus memperhatikan sumber penghasil listrik yang berasal dari energi yang bersih.

Energi bersih yang dimaksud adalah memanfaatkan sinar matahari. Selain bersih, membangun sistem solar panel sebagai pusat pengisian energi mobil listrik juga dapat menekan biaya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Jadi mereka nanti ngisi daya ke kendaraan listrik bisa pakai tenaga bersih," kata Faisal di Kantor Pusat PLN, Jakarta Selatan, Selasa (10/7).
Menanggapi pernyataan ekonom Faisal Basri, Direktur Perencanaan PLN Syofvi Felienty mengaku bahwa pihaknya telah siap untuk mendukung pengembangan kendaraan listrik di Indonesia.

Ia menjelaskan bahwa perusahaan milik negara PLN sudah memiliki 1.000 titik pengisian listrik untuk kendaraan yang tersebar di wilayah DKI Jakarta.

Namun diakuinya, sumber listrik yang digunakan saat ini belum berasal dari tenaga bersih dan bahkan hampir 50 persen dari sumber listrik yang digunakan masih memanfaatkan bahan bakar minyak.

Kendati demikian, ia menyampaikan jika PLN sudah punya rencana untuk menyediakan sumber tenaga bersih dengan membangun Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP).
"Tapi untuk PLTP risiko besar karena menyebabkan cost (biaya) sangat tinggi. Tapi pemerintah sudah kasih insentif yang memungkinkan PLTP diambilalih, ke depan juga bakal membangun PLTA dan butuh waktu panjang," ucap Syofvi.

Lebih lanjut, mengenai stasiun pengisian listrik yang sudah dibangun, diakui Syofvi memang belum sepenuhnya tersedia sistem fast charging (pengisian cepat). Untuk mencapai tahap itu dibutuhkan komponen yang lebih baik dengan harga yang lebih mahal.

"Kami sudah bangun SPLU, kalau motor saja sangat panjang waktu pengisiannya. Karena fast charging butuh persiapan kaya mungkin travo lebih besar," tutup Syofvi. (mik)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER