Gaikindo Sebut Anggotanya Belum Mufakat Soal Biodiesel B20

Febri Ardani | CNN Indonesia
Rabu, 15 Agu 2018 14:24 WIB
Gaikindo menyadari dampak negatif penggunaan B20 di kendaraan konsumen.
Ilustrasi. (Dok.Mike Blake)
Jakarta, CNN Indonesia -- Gabungan Industri kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) mendekralarasikan mendukung wacana pemerintah soal implementasi perluasan pemakaian Biodiesel 20 persen (B20) saat pembukaan GIIAS 2018 pada Kamis (2/8). Namun di balik layar, ternyata para anggota Gaikindo belum pernah mencapai mufakat soal hal itu.

Ketua Umum Gaikindo Yohannes Nangoi, mengungkap, deklarasi dukungan B20 dari Gaikindo tidak pernah melewati masa votum (pemungutan suara) dari para anggota.

"Tidak ada perkataan sepakat bulat, tapi yang kami dengar akan mendukung semuanya. Karena kami tidak pernah rapat, lalu voting, Tidak ada. Semuanya kan diam, tidak ada yang menentang juga," ucap Nangoi saat penutupan GIIAS 2018, Sabtu (11/8).
Tidak lama lagi, Presiden Indonesia Joko Widodo dipercaya bakal mendantangani Peraturan Presiden terkait B20 dan berlaku pada 1 September 2018. Isinya bakal mengatur tentang perluasaan kewajiban penggunaan B20 yang sebelumnya hanya untuk kendaraan Public Service Obligation (PSO) menjadi melibatkan non-PSO atau kendaraan pribadi.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Nangoi menjelaskan pernyataan dukungan atas perluasan B20 dilatarbelakangi kontribusi positif bagi negara. Dia menyebut negara bisa menghemat hingga puluhan triliun rupiah bila kebijakan baru itu diterapkan.

Menteri Koordinator Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan pernah menjelaskan ada tiga skenario penghematan negara dari kebijakan baru itu dipandang berdasarkan asumsi fluktuasi harga minyak mentah dan impor minyak 42 juta barel per tahun.
Skenario pertama jika harga minyak mentah US$70 maka penghematan devisa sanggup mencapai US$2,94 miliar (Rp 39,69 triliun). Skenario kedua, penghematan devisa menyentuh US$3,15 miliar (Rp45,67 triliun) dengan asumsi harga minyak mentah US$75 per barel.

Skenario terakhir, negara menghemat US$3,36 miliar (Rp48,72 triliun) dengan asumsi harga minyak mentah US$80 per barel.

"Gaikindo bilang dukung B20 karena itu adalah keputusan untuk menghemat devisa negara dan saya rasa seharusnya selama itu sesuai dengan peraturan emisi Euro, kami ikuti," ujar Nangoi.
Dampak B20

Peneliti dari kalangan akademisi pernah menyatakan B20 Biodiesel yang berarti bahan bakar campuran antara 20 persen biodiesel kelapa sawit dan 80 persen solar bisa digunakan umum untuk kendaraan bermesin diesel. Namun, lain dari pemakaian solar, ada dampak berbeda dari B20 yang harus ditanggung konsumen.

Nangoi menyadari dampak itu dan menyebut salah satunya berpengaruh pada kondisi tangki bahan bakar dan usia pakai komponen seperti saringan bahan bakar.

"Yang namanya B20 itu kan mengandung kelapa sawit, itu ada yang namanya soap effect atau efek sabun. Kalau untuk mobil baru, selama tangkinya masih bersih enggak masalah, tapi untuk mobil tua yang banyak kerak-kerak atau apa ini berbahaya, harus bersihkan dulu," ucap Nangoi. 

Para anggota Gaikindo pun sudah menyadari efek itu yang nantinya akan menjadi beban konsumen. Salah satunya yaitu Isuzu yang menjelaskan masih butuh penelitian lebih lanjut untuk memahami dampak jangka panjang penggunaan B20 pada kendaraan konsumen.
(mik)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER