Aston Martin Jakarta Tanggapi Upaya Prinsipal di Lantai Bursa

FEA | CNN Indonesia
Rabu, 29 Agu 2018 19:45 WIB
Aston Martin Jakarta berharap rencana prinsipal melantai di Bursa Efek London bisa mempercepat bisnis otomotif Aston Martin di dunia.
Pengumuman resmi Aston Martin melantai di Bursa Efek London akan dilakukan pada 20 September 2018. (REUTERS/Denis Balibouse)
Jakarta, CNN Indonesia -- Aston Martin Jakarta sebagai perwakilan di Indonesia menyambut baik keinginan prinsipal, Aston Martin Lagonda, melakukan Initial Public Offering (IPO) di Bursa Efek London.

Menurut Irmawan Poedjoadi CEO Aston Martin Jakarta upaya itu bisa memberi kesempatan prinsipal menghadirkan produk-produk berteknologi tinggi pada masa depan. Selain itu diharapkan juga dapat meningkatkan volume serta mutu produksi yang semakin canggih.

"IPO Aston Martin di London sepenuhnya merupakan keputusan bisnis Aston Martin Lagonda. Tentunya Andy Palmer sebagai CEO telah memperhitungkan secara matang , dan yakin akan dapat mengembangkan bisnis dan meningkatkan produksi serta inovasi-inovasi baru untuk mobil masa depan," ucap Irmawan saat dihubungi CNNIndonesia.com, Rabu (29/8).
Reuters pada Rabu (29/8) memberitakan Aston Martin Lagonda telah mendaftarkan IPO ke otoritas keuangan Inggris. Bila sampai kejadian penawaran saham untuk publik, maka Aston Martin Lagonda menjadi satu-satunya manufaktur otomotif pertama di Inggris yang melakukannya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

CEO Aston Martin Lagonda Andy Palmer menyebut bahwa kebijakan IPO telah dirumuskan sejak awal tahun ini. Proses ini dikatakan bakal meningkatkan investasi para investor Aston Martin Lagonda yang berasal dari Italia dan Kuwait.

Andy Palmer, mantan eksekutif Nissan yang menjabat CEO sejak 2014 telah membawa Aston Martin Lagonda mendapat keuntungan pada 2017. Sejak 2010, produsen model Vanquish, Rapide, DB11, dan Vantage ini belum pernah mendapatkan hal itu.
Aston Martin Lagonda berharap bisa mengikuti jejak manufaktur asal Italia, Ferrari yang sudah IPO di Bursa Efek New York pada 2015. (mik)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER