Dolar AS Tembus Rp14.800, ATPM Bimbang Kerek Harga Mobil

Rayhand Purnama | CNN Indonesia
Sabtu, 01 Sep 2018 16:22 WIB
Meski dibayangi nilai tukar rupiah yang kian melemah, sejumlah ATPM masih ragu menaikkan harga jual mobil lantaran takut berdampak pada melorotnya permintaan.
Ilustrasi penjualan mobil. (CNN Indonesia/Rayhand Purnama Karim JP)
Jakarta, CNN Indonesia -- Nilai tukar rupiah yang kian melemah hingga menembus level Rp14.800 membuat para pelaku Agen Tunggal Pemegang Merek (ATPM) was-was. Kendati demikian, sebagian ATPM masih bimbang untuk menaikkan harga jual mobil lantaran takut berdampak pada melorotnya permintaan.

Salah satu importir mobil premium, Prestige Image Motorcars mengaku bakal menyesuaikan harga jual mobil jika nilai tukar rupiah masih terpuruk hingga 10 hari ke depan.

"Beberapa unit menggunakan (mata uang) euro dan poundsterling. Namun ada juga yang menggunakan dolar Amerika Serikat (AS). Tapi semua (rupiah terhadap euro dan poundsterling) terkoreksi dan paling tinggi impact-nya yang mengunakan dolas AS," kata Presiden Direktur Prestige Image Motorcars Rudy Salim kepada CNNIndonesia.com, Sabtu (1/9).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Berbeda dari importir, Astra Daihatsu Motor (ADM) justru telah mengambil sikap lebih dulu dengan menaikan harga jual mobilnya rata-rata Rp500 ribu per Agustus 2018. Ini dilakukan untuk mencegah kerugian akibat fluktuasi nilai tukar rupiah.

"Kami sudah naikan harga, itu baru satu kali (sejak rupiah naik turun)," kata Direktur Marketing ADM Amelia Tjandra.

Sementara itu Toyota Astra Motor (TAM) mengaku belum memutuskan untuk menaikkan harga jual meski rupiah melemah cukup dalam.

Executive General Manager TAM Fransiscus Soerjopranoto mengaku pihaknya khawatir jika menaikkan harga, penjualan kendaraan akan kian melorot. Pasalnya, kenaikan bunga kredit yang saat ini terjadi akibat upaya Bank Indonesia mempertahankan nilai tukar rupiah turut berdampak pada melempemnya permintaan.

"Dolar AS naik berpengaruh ke harga. Kalau harga naik atau turun, pasti ada pengaruh ke permintaan di pasar," ucap Soerjopranoto.


Ia juga menyebut kenaikan nilai tukar rupiah tak berdampak terlalu dalam bagi bisnis perusahaan. Pasalnya, pihaknya telah melakukan lindung nilai (hedging) guna meminimalisasi fluktuasi nilai tukar rupiah.

"Kami masih mengamati pergerakan nilai tukar mata uang beserta dampaknya. Sampai saat ini, kami masih mencoba mempertahankan harga yang berlaku saat ini," ucap dia.

Senada, Direktur Marketing Astra Honda Motor (AHM) Thomas Wijaya juga mengaku belum menaikkan harga jual karena khawatir dapat berdampak pada penurunan permintaan.

"Kami masih fokus untuk menjaga affordability konsumen," kata Thomas. (agi)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER