Jakarta, CNN Indonesia --
Volkswagen AG bersiap menghentikan produksi massal mesin pembakaran dalam sebagai bagian penyesuaian target emisi yang dicanangkan Perjanjian Paris pada 2050. Salah satu grup otomotif terbesar di dunia ini menyampaikan bakal melahirkan generasi terakhir mobil pembakaran dalam pada 2026.
Pada Selasa (4/12), Kepala strategi Volkswagen AG Michael Jost mengatakan karyawan perusahaannya saat ini sedang mengerjakan "platform terakhir buat kendaraan yang tidak netral CO2".
"Kami secara bertahap memudarkan mesin pembakaran sampai ke absolut minimum," ucap Jost saat konferensi pers industri di dekat kantor pusat Volkswagen AG di Wolfsburg, Jerman.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Volkswagen AG yang menaungi merek mobil mewah seperti Porsche dan Audi sampai merek mobil murah Skoda dan Seat telah menetapkan target ambisius menawarkan lebih dari 50 model mobil listrik pada 2025. Saat ini Volkswagen AG baru memiliki enam model mobil listrik.
Jost mengatakan generasi terakhir kendaraan bermesin pembakaran dalam akan mulai diluncurkan pada 2026. Prediksinya, kendaraan bermesin pembakaran dalam terakhir bakal dijual pada 2040.
Pada November lalu Volkswagen telah mengumumkan strategi ofensif yang fokus pada teknologi listrik, otonom, kendaraan terkoneksi, serta servis mobilitas seperti
car sharing.
Volkswagen AG telah menyiapkan investasi US$ 50 miliar (sekitar Rp719 triliun) pada 2023 untuk itu serta menjelaskan bakal mengurangi kendaraan diesel dan bensin.
Langkah ini menggarisbawahi betapa seriusnya industri otomotif menghadapi persaingan dengan kompetitor Asia dan juga perusahaan raksasa teknologi asal Amerika Serikat, Tesla, yang telah memulai lomba mobil listrik.
Strategi Volkswagen AG ini dianggap sebagai upaya meredam skandal global manipulasi emisi gas buang kendaraan diesel atau yang diistilahkan
dieselgate. Volkswagen AG mengakui melakukan skandal itu pada 2015 yang melibatkan 11 juta unit kendaraan di seluruh dunia saat uji emisi.
Ujung-ujungnya Volkswagen AG melakukan recall terbesar sepanjang sejarah otomotif. Kejadian itu menimbulkan reaksi negatif terhadap mobil diesel dan melukai reputasi industri.
Dieselgate bikin Volkswagen AG harus membayar denda lebih dari 28 miliar euro (Rp456,9 triliun) untuk membeli kembali mobil diesel bermasalah dan kompensasi konsumen.
(fea/fea)