Jakarta, CNN Indonesia -- Tim ekspedisi
mobil listrik yang terdiri dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) dan Universitas Budi Luhur yang menggunakan dua mobil purwarupa bertenaga listrik dan hibrid,
Blits dan Kasuari telah sampai di Jakarta.
Pada Rabu (14/11), tim ekspedisi akan bertolak ke Pulau Sumatera untuk menjalani misi belasan ribu kilometer, dimulai dari Sabang sampai Merauke yang akan berakhir pada Desember 2018.
Dosen pembimbing dan ketua tim mobil listrik Blits Muhammad Nur Yuniarto mengatakan bahwa tahap awal pengujian kedua mobil ramah lingkungan itu telah mencapai jarak sekitar 808 kilometer dari Surabaya ke Jakarta. Ditambah pengujian-pengujan sebelumnya, mobil listrik Blits disebut telah menempuh jarak sekitar 1.000 km.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Blits yang merupakan singkatan dari Budi Luhur dan ITS ini diketahui menggendong baterai lithium-ion 100 kWh dan dihubungkan dengan satu motor listrik sebagai penggerak roda.
Mobil listrik ini menyimpan jantung penggerak yang kemampuannya setara mesin sekitar 1.000 cc serta tidak menggunakan
air conditioner (AC). Baterai yang digunakan diakui mampu menempuh jarak 300-500 kilometer dalam sekali pengisian.
Menurut Nur, biaya pembuatan mobil listrik Blits menelan dana lebih dari Rp2 miliar.
"Kami belum hitung semua, tapi perkiraan sekitar Rp2 miliar sampai Rp3 miliar, setengahnya hanya untuk baterai," kata Nur ketika ditemui di Universitas Budi Luhur, Jakarta Selatan, pada Senin (12/11).
Nur mengatakan dana yang digunakan untuk pengembangan mobil tersebut saat ini sebagiannya memang sudah berasal dari bantuan pemerintah.
"Dana sebetulnya tidak terbatas. Karena kami sudah dari 2010 mulai kerjakan kendaraan listrik. Artinya sebelum ada bantuan, kami sudah ngembangin mobil listrik sendiri," ujarnya.
Nur menjelaskan komponen baterai untuk Blits didatangkan dari China. Namun, baterai yang diimpor tersebut masih dalam bentuk sel berukuran satu ruas jari. Sel yang berjumlah 2.800 buah tersebut kemudian disatukan menjadi satu kemasan baterai berukuran besar.
"Tapi battery pack, kemudian baterai sistem itu sudah kami buat sendiri di sini," ucapnya.
Baterai tersebut ia katakan disimpan di dasar lantai mobil dan sangat aman kondisinya. Klaim kedua universitas, Blits mampu melaju hingga jarak tempuh 300 km dengan satu kali pengisian daya.
"Intinya
sih research kami sendiri. Yang beli itu pelek, ban.
Nah selain baterai, untuk motor listrik, ECU (
engine control unit) itu kami datangkan dari luar negeri. Kalau bodi dan sasis murni buatan sini," kata Nur.
Mobil listrik Blits akan menjalani pengetesan dengan melintasi 35 Provinsi di Indonesia. Selanjutnya mobil akan mengikuti kejuaraan reli dakar pada 2019, setelah keliling Indonesia sejauh 15 ribu kilometer.
(ryh/mik)