Jakarta, CNN Indonesia --
Ford mengatakan bahwa mereka telah memulai negosiasi dengan perwakilan pekerja Jerman tentang Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) potensial di pabrik Saarlouis menyusul keputusan untuk menghentikan produksi model Ford C-Max.
"Kami dapat mengkonfirmasi bahwa kami memasuki negosiasi formal dengan Dewan Pekerja kami dengan tujuan mengakhiri produksi C-Max atau Grand C-Max di Saarlouis," kata Ford dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir
Antara, Selasa (11/12).
"Karena kami terus mencocokkan produksi dengan permintaan konsumen, proses konsultasi juga akan mencakup penyesuaian yang diperlukan untuk tenaga kerja di Saarlouis," tambah pernyataan tersebut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saarlouis mempekerjakan lebih dari 6.190 karyawan, namun segmen van yang terus berkurang serta aturan emisi yang ketat membuat perusahaan memerlukan investasi mahal.
"Menjaga kendaraan sesuai dengan semua kewajiban pengaturan akan membutuhkan tingkat investasi yang sangat tinggi untuk model ini," jelas Ford.
Dalam lima tahun terakhir, Ford tercatat menutup sejumlah pabrik di dunia. Pada 2016, perusahaan otomotif asal Amerika Serikat itu menutup tiga pabrik yang ada di Australia atas dasar catatan penjualan yang buruk.
Sinyal penutupan pabrik yang telah beroperasi pada 90 tahun itu muncul pada 2014. Saat itu Ford Australia mengalami kerugian sebesar US$ 191 juta atau sekitar Rp2,7 triliun.
(mik)