Jakarta, CNN Indonesia -- Sebanyak 401 unit Mitsubishi Xpander resmi menjadi kendaraan transportasi awak kabin Garuda Indonesia di Terminal 3 Bandar Udara Soekarno-Hatta. Low MPV Jepang itu menggantikan tugas yang sebelumnya dipikul Honda
Mobilio dan Toyota
Avanza.Direktur Utama Garuda Indonesia Ari Askhara menjelaskan bahwa alasan 'menggeser' kedua MPV andalan Honda dan Toyota adalah karena isu keselamatan dan kenyamanan penumpang kabin.
Menanggapi hal tersebut, Executive General Manager Toyota-Astra Motor (TAM) Fransiscus Soerjopranoto menilai terpilihnya Xpander menjadi alat transportasi awak kabin Garuda Indonesia adalah hal biasa dan hak semua konsumen.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Produk mana yang akan cocok untuk mereka, jadi ya kebutuhan mereka. Kalau Garuda pindah ke Avanza-Xenia ya pindah. Atau malah pindah lagi ke Mobilio, ya terserah mereka," kata Soerjopranoto saat ditemui di kawasan Senayan, Jakarta Selatan, Selasa (11/12) malam.
Ia pun tidak mempermasalahkan alasan maskapai penerbangan milik pemerintah (BUMN) tersebut yang tidak lagi menggunakan Avanza.
Menurut pria karib disapa Soerjo itu, pihak Garuda Indonesia berhak menilai dan bandingkan atas dasar keinginan mereka. Namun Soerjo tetap yakin bahwa produk hasil kolaborasi Daihatsu-Toyota tersebut adalah kendaraan penumpang yang telah disesuaikan dengan kondisi pasar otomotif dalam negeri.
"Ya dicoba saja dulu. Kalau kami masih berasumsi bahwa Avanza dan Xenia adalah produk kolaborasi yang cocok untuk konsumen Indonesia," ucap Soerjo meyakini.
Dijelaskan Soerjo salah satu keunggulan Avanza yang tak dimiliki Xpander adalah sistem gerak roda belakang. Avanza,
low MPV pertama penggerak roda belakang di Indonesia yang diakui Soerjo didesain untuk memenuhi kebutuhan konsumen dalam negeri.
Disebut Soerjo, dengan mengombinasikan sasis
unibody dan penggerak roda belakang, MPV 'murah' Toyota diakuinya sesuai dengan kontur jalan di Indonesia.
'Tapi pilihan penggerak roda belakang masih menjadi pilihan utama untuk konsumen. Itu terbukti dari penjualan 6.000-7.000 unit sebulan," tukas Soerjo.
Direktur Pemasaran dan Layanan Purna Jual Honda Prospect Motor (HPM) Jonfis Fandy yang dihubungi CNNIndonesia.com tak ingin berkomentar banyak menanggapi alasan Garuda Indonesia. Honda sendiri diketahui telah menyuplai Mobilio ke perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) tersebut sejak 2016.
"Nggak tahu ya. Setahu saya memamng mereka mencoba berbagai merek rasanya. Jadi mungkin ada perbandingannya," tutup Jonfis.
(ryh/mik)