Jakarta, CNN Indonesia -- Pada Selasa (8/1/18), firma hukum di Chicago, Amerika Serikat, Corboy & Demetrio, menjelaskan telah menggugat produsen mobil listrik
Tesla atas tuduhan terdapat kerusakan baterai pada sedan Model S hingga menjadi penyebab kematian penumpang 18 tahun saat kecelakaan pada tahun lalu.
Menurut gugatan seperti diberitakan
Reuters, Model S yang kecelakaan dikemudikan Barret Riley bersama penumpang Edgar Monserrat Martinez. Keduanya tewas setelah mobil menabrak tembok kemudian terbakar di Fort Launderdale, Florida, Amerika Serikat.
Corboy & Demetrio yang mewakili Edgar Monserrat Martinez mengungkap bahwa dua bulan sebelum kecelakaan, orang tua Riley memasang perangkat pembatas kecepatan
(limiter) pada mobil di bengkel resmi Tesla untuk mencegah akselerasi hingga lebih dari 136 kilometer per jam.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun
limiter itu ternyata dicopot saat kunjungan berikutnya ke bengkel resmi Tesla lainnya tanpa sepengetahuan orang tua Riley.
Gugatan ditujukan karena Tesla lalai hingga mencopot
limiter. Sebelum kecelakaan, Riley diketahui mengemudi hingga 186 kilometer per jam.
Gugatan lainnya buat Tesla yaitu "gagal menginformasikan ke konsumen tentang kondisi berbahaya baterai".
Badan keselamatan transportasi AS mengatakan telah menginvestigasi kecelakaan tersebut tahun lalu.
Firma hukum menjelaskan hingga saat ini setidaknya ada 12 laporan kasus baterai Tesla S terbakar setelah kecelakaan dan mogok di jalan selama lima tahun terakhir. Tesla tidak merespons atau memberikan komentar setelah ditanya
Reuters gugatan ini
. (ham/fea)