Kemehub 'Sindir' Ban Truk ODOL di Indonesia Terkuat di Dunia

ANTARA | CNN Indonesia
Selasa, 10 Mar 2020 10:52 WIB
Kemenhub menyatakan ada produsen sengaja membuat ban dengan spesifikasi yang mendukung truk sanggup mengangkut muatan dan beban lebih besar.
Petugas Dishub memeriksa muatan truk saat razia kendaraan Over Dimension dan Over Load (ODOL) di Jalan Raya Serang - Jakarta, kota Serang, Kamis (5/3/2020). (ANTARA FOTO/Weli Ayu Rejeki)
Jakarta, CNN Indonesia -- Kementerian Perhubungan (Kemenhub) menjelaskan ada produsen sengaja menciptakan ban dengan spesifikasi yang sanggup meladeni truk kelebihan muatan alias ODOL (over dimension over load). Kemenhub meminta hal itu segera dihentikan guna mendukung program Zero ODOL pada 2023.

Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kemenhub Budi Setiadi mengatakan bakal berkoordinasi dengan Kementerian Perhubungan (Kemenperin) agar produsen menyesuaikan spesifikasi ban sehingga tidak bisa dimanfaatkan karoseri merancang truk ODOL.


Menurut Budi produsen ban selama ini sengaja membuat produk yang 'sangat kuat'
lantaran permintaan perusahaan pihak karoseri. Ban yang kuat, dikatakan Budi membuat truk mampu menahan beban lebih dari yang ditentukan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saya akan koordinasi dengan Kemenperin soal industri komponen kendaraan terutama industri ban, memang di Indonesia ban yang dibuat itu terkuat di dunia. Saya sampaikan ini karena pesanan dari sektor industri kendaraan truk supaya bisa dibuat lebih," kata Budi mengutip Antara, Senin (9/2).

Spesifikasi tidak boleh dilebih-lebihkan sehingga tidak bisa membantu truk yang ingin digunakan mengangkut muatan lebih banyak dan berat.

"Kalau bisa setelah ban itu dinaiki dengan berlebih muatannya, bisa pecah sekalian. Kami berharap bisa bekerja sama dengan Kemenperin kalau bisa ada 'downgrade'. Jadi kalau muat untuk 30 ton saja kalau lebih dari itu bannya akan pecah," katanya.


[Gambas:Video CNN]

Budi melanjutkan pemerintah juga menyoroti industri sasis atau rangka kendaraan yang kini dibuat semakin ringan, sehingga memungkinkan menampung muatan lebih banyak dan berat.

"Saya sudah sampaikan hal ini memang barang dipesan agen pemegang merek (APM). Pelat baja tipis ringan tapi daya muat lebih besar. Nanti kami koordinasi dengan pelaku industri," kata Budi. (ryh/fea)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER