Jakarta, CNN Indonesia -- Direktur Industri Maritim, Alat Transportasi, dan Alat Pertahanan Kementerian Perindustrian (
Kemenperin) Putu Juli Ardika menyatakan peluang
ekspor kendaraan komersial buatan Indonesia ke Australia bisa lebih cepat, ketimbang mobil penumpang.
"Jadi pikap,
double cabin, mini medium sama
large truk ya. Ini semua punya potensi ke Australia," kata Putu pada akhir pekan lalu di Jakarta.
Penjelasan Putu ekspor mobil penumpang ke Australia diproyeksi tidak bisa 'se-instan' kendaraan komersial. Alasannya, mobil penumpang buatan Indonesia berbeda dari yang diinginkan konsumen di Negara Kanguru.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Putu memberi contoh konsumen di Australia yang kini tidak punya produsen mobil lebih menginginkan sedan dan Sport Utility Vehicle (SUV). Sementara mobil yang paling banyak diproduksi di Tanah adalah Air Multi Purpose Vehicle (MPV).
Pada sisi lain, pasar kendaraan komersial di Australia, berdasarkan spesifikasi dan lainnya, tak berbeda jauh dari yang biasa diproduksi di Indonesia.
"Maka kalau kendaraan penumpang perlu ada perubahan produksi. Memang ada kendaraan SUV kelas Foturner, itu bisa. Yang paling memungkinkan segera itu di kendaraan komersial," kata Putu.
Peluang ekspor kendaraan dari Indonesia ke Australia muncul setelah kedua negara meneken kesepakatan perdagangan bebas IA-CEPA pada Maret 2019. Perjanjian tersebut otomatis menghilangkan 100 persen tarif impor Indonesia dan 94 persen tarif Australia secara bertahap.
Kesepakatan perdagangan bebas tersebut menyangkut beberapa bidang, seperti, industri otomotif, tekstil, elektronik, obat-obatan, pertanian, pertambangan, dan kesehatan.
Nota Kesepakatan (Memorandum of Understandings/Mou) antara pemerintah Indonesia dan Australia untuk implementasi IA-CEPA pun telah dilakukan pimpinan kedua negara pada Senin (10/2).
Putu melanjutkan, pimpinannya, yaitu Menteri Perindustrian Agus Gumiwang, telah melakukan dialog bersama sejumlah prinsipal otomotif untuk membicarakan agar perwakilannya di Indonesia menambah model dan negara tujuan ekspor. Namun Putu tidak membeberkan siapa saja merek-merek yang diajak berunding.
[Gambas:Video CNN]Putu hanya mengatakan pihaknya telah membuat daftar merek Jepang yang memungkinkan produknya dikapalkan secara utuh ke Australia. Terkait kapan ekspor dapat dimulai, Putu belum memberi jawaban.
"Kan yang paling banyak investasi di Indonesia merek Jepang," kata Putu.
(ryh/fea)