Sekretaris Jenderal Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) Kukuh Kumara menyatakan usulan pajak nol persen mobil baru sebetulnya belum ditolak Kementerian Keuangan (Kemenkeu). Menurut dia usulan itu masih dikaji secara mendalam .
"Mengenai nol persen itu belum ditolak, kan itu dalam kajian, dari kaca mata perindustrian [Kementerian Perindustrian] salah satu upaya membangkitkan industri otomotif. Jadi kacamata teknokrasinya seperti itu, namun tentunya dari Kemenkeu akan mengkaji lebih dalam apakah betul yang disampaikan itu berdampak positif," kata Kukuh dalam sebuah seminar otomotif virtual, Kamis (12/11).
Kukuh mengatakan pihaknya masih menunggu hasil kajian Kemenkeu sembari berharap usulan itu 'lolos' sehingga pajak nol persen bisa berlaku.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Mungkin belum muncul saat ini tapi kami harapkan akan muncul kapan saja dan itu menjadi percepatan pemulihan industi otomotif. Ada batasan waktu [penerapan] tidak selamanya pemberian nol persen, wewenang pemerintah," ucap dia.
Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika (ILMATE) Kemenperin Taufiek Bawazier mengatakan pihaknya akan terus mendorong usulan pajak nol persen sebab dinilai memiliki dampak positif terhadap ekonomi Tanah Air dimasa pandemi.
Namun Taufiek tidak menjelaskan apakah pihaknya sudah kembali memberi usulan yang sama terhadap Kemenkeu atau tidak.
"Kami sebagai pembina industri tidak pernah putus asa. Kalau instrumen di mana pun kebetulan ini di Kemenkeu kami terus dorong karena ini punya dampak bagus menurut kaca mata kami," kata Taufiek.
Pada Oktober lalu Menteri Keuangan Sri Mulyani telah memberi jawaban atas usulan pajak nol persen. Sri menjelaskan insentif pajak bagi industri ingin diberikan secara luas dan merata.
"Kami tidak mempertimbangkan saat ini untuk memberikan pajak mobil baru sebesar nol persen seperti yang disampaikan oleh industri dan Kementerian Perindustrian," ucap Sri, Senin (19/10).
Taufiek mengatakan pihaknya tak mempermasalahkan usulan yang mandek dan berujung penundaan ataupun dianggap penolakan dari Kemenkeu. Kata Taufiek yang terpenting kepastian sehingga masyarakat dan industri tak merasa 'digantung'.
"Tetapi karena sudah diputuskan itu paling tidak manfaatnya satu, ada kepastian orang sudah tidak nunggu-nunggu lagi," kata Taufiek.
Taufiek berpandangan sektor otomotif perlu didukung di tengah masa sulit pandemi. Kata Taufiek otomotif sangat berperan besar pada sektor ekonomi nasional.
"Jadi kalau sektor ini turun otomatis performa dari ekonomi nasional juga turun. Apabila ada instrumen lain dari Kemenkeu ya kami senang hati, paling tidak di sektor otomotif ini mendapatkan benefit," kata Taufiek.
(ryh/fea)