Penjualan mobil di Indonesia tumbuh lagi pada November saat pandemi Covid-19 belum usai. Catatan wholesales dari Astra Daihatsu Motor (ADM) terangkum berjumlah 56.142 unit pada November, naik dari Oktober 46.129 unit.
Meski positif, hasil November masih terpaut jauh dari rekaman November 2019 sejumlah 93.318 unit.
Secara total wholesales selama Januari- November sebanyak 474.964 unit, sedangkan ritel 509.667 unit.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"November masih sama trennya positif meski secara market tetap turun dibanding 2019," kata Marketing and CR Division Head Astra International Daihatsu Sales Operation (AI-DSO) Hendrayadi Lastiyoso dalam diskusi virtual, Kamis (17/12).
Hingga November, Toyota masih menjadi pemimpin pasar dengan penjualan 160.364 unit, kemudian Daihatsu 90.823 unit, lalu posisi ketiga ada Honda dengan penjualan sebanyak 69.564 unit.
Kemudian urutan keempat ditempati Mitsubishi dengan penjualan 69.103 unit dan kelima Suzuki 63.884 unit.
Pada kesempatan terpisah Business Innovation and Sales & Marketing Director Honda Prospect Motor (HPM) Yusak Billy mengatakan meski pasar otomotif belum sepenuhnya stabil, perusahaan bersyukur masih dapat mempertahankan pertumbuhan penjualan hingga November.
"Kami juga optimis bahwa tren peningkatan penjualan ini dapat kami pertahankan hingga akhir tahun, dimana secara secara umum biasanya lebih banyak konsumen yang akan melakukan pembelian," ucap Billy.
Bali Menciut
Hendrayadi juga sempat menjabarkan data penjualan Daihatsu yang mengalami penurunan di berbagai wilayah sejak pandemi meluas di Indonesia. Bali dikatakan menjadi area paling terdampak buat penjualan Daihatsu.
Di Bali penjualan rata-rata per bulan turun 70 persen untuk periode Januari-Februari (masa sebelum pandemi) dibanding dengan Maret-November.
"Bali turun karena pariwisata terdampak, jadi sangat signifikan pengaruhnya terhadap kebutuhan kendaraan baru," kata Hendrayadi.
Setelah Bali, wilayah DKI II (Jakarta Utara, Jakarta Timur, dan beberapa kota sekitar di Jawa Barat) menjadi area ke dua yang mengalami penurunan penjualan berdasarkan rata-rata per bulan yakni 55 persen untuk periode serupa.
Sedangkan Sumatera, Kalimantan, dan Indonesia bagian timur penurunannya tidak sampai 40 persen.
(ryh/fea)