Usaha Presiden Joko Widodo (Jokowi) langsung turun tangan berbicara langsung dengan CEO Tesla Elon Musk melalui sambungan telepon pada Jumat (11/12) jadi bukti kesungguhan pemerintah ini ingin merancang basis industri mobil listrik global.
Tesla mungkin tidak terlalu dikenal sampai ke pelosok Nusantara, mengingat merek Amerika Serikat ini tak punya Agen Pemegang Merek (APM) dan populasi mobilnya, yang dibawa masuk Importir Umum, diperkirakan saat ini tidak sampai 100 unit.
Walau begitu Tesla yang berdiri pada 2003 dengan misi utama melahirkan mobil listrik kini telah berubah menjadi perusahaan kelas kakap. Tesla adalah salah satu penyebab terbesar Musk menjadi orang terkaya kedua di dunia saat ini, melewati pendiri Microsoft Bill Gates.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Penjualan mobil listrik Tesla terpantau semakin banyak setiap tahun, terutama sejak tiga tahun belakangan. Pada tahun ini Tesla meyakini bisa mencapai target penjualan 500 ribu unit, itu naik dari hasil 2019 sebanyak 367.500 unit.
Bahkan target 500 ribu unit itu masih lebih besar jika penjualan 2018 dan 2017 digabungkan.
Jokowi menginginkan investasi dari Tesla di Indonesia, ini bukan hanya terkait industri mobil listrik tetapi juga soal industri antariksa. Saat ini Musk fokus memimpin dua perusahaan sekaligus, Tesla dan SpaceX, perusahaan yang membawa visi manusia tinggal di Mars.
Musk disebut bakal mengirimkan tim ke Indonesia pada Januari 2021 untuk menjawab undangan investasi Jokowi.
Sebelum interaksi Jokowi dan Musk, sinyal Tesla merapat ke Indonesia sudah muncul sejak tahun lalu. Pada Oktober 2019 perwakilan Tesla telah mengunjungi Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan di Indonesia bersama Menteri Perdagangan AS Wilbus Ross, perwakilan Volkswagen, Mercedes-Benz, dan BMW untuk membicarakan investasi baterai.
Lalu pada Oktober, Luhut dikatakan dihubungi secara informal oleh pihak Tesla terkait investasi. Lantas pada November, Luhut yang berkunjung ke AS juga kembali mengajak Tesla berinvestasi.
Informasi lain soal ketertarikan Tesla juga pernah diungkap Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita yang menyebut ada mendirikan pabrik di Kawasan Industri Terpadu Batang, Jawa Tengah.
Sama-sama untung
Asosiasi perusahaan industri otomotif besar di Indonesia, Gaikindo, mengatakan Tesla berpeluang investasi di dalam negeri. Namun Ketua Gaikindo Yohannes Nangoi menjelaskan ada catatan.
Menurut Nangoi bahan pertimbangan investor soal mobil listrik adalah pasar. Saat ini pasar mobil listrik murni belum punya volume besar lantaran tak banyak yang menawarkan mobil tanpa knalpot ini.
Mobil listrik yang dijual di Indonesia juga masih dianggap mahal, misalnya Tesla Model 3 dan Model S, serta BMW i3s banderolnya di atas Rp1 miliar. Meski begitu Hyundai sudah mencoba menjual Kona Electric dan Ioniq Electric yang harganya lebih terjangkau, Rp600 jutaan.
"Tapi tentunya Anda harus melihat seseorang akan melakukan investasi apabila satu market memang ada," kata Nangoi melalui sambungan telepon, pada Rabu (16/12).
Selanjutnya terkait ketersediaan infrastruktur dan material atau bahan baku. Indonesia punya kelebihan soal bahan baku sebab statusnya sebagai produsen terbesar nikel di dunia, material ini merupakan salah satu bahan baku baterai mobil listrik.
Musk juga sempat memuji Indonesia sebagai negara penghasil nikel pada Juli lalu. Ia bercuit pada Juli lalu soal itu di Twitter.
"Kedua infrastruktur dan bahan baku ada. Begitu kira-kira semuanya, itu yang jadi bahan pertimbangan. Jadi mudah-mudahan cocok," kata Nangoi.
Menurut Nangoi Tesla dan Indonesia akan sama-sama menguntungkan. Kata dia investasi tidak hanya akan mendatangkan lapangan pekerjaan, melainkan juga meningkatkan prestise nama Indonesia di mata dunia karena menjalin kerja sama dengan Tesla.
"Tapi kalau bicara Tesla ya itu sudah menjadi icon dunia. Nah kalau Tesla berinvestasi di Indonesia ya otomatis Indonesia sebagai negara mendapat kredibilitas cukup tinggi," kata Nangoi.
Tesla juga dikatakan dapat memanfaatkan ratusan juta penduduk Indonesia yang mungkin saja menjadi pasar potensial pada kemudian hari.
"Jadi sama-sama untung dan berpeluang. Jadi nanti mereka tinggal bawa teknologi dan lainnya saja. Tapi harapannya tetap jangan hanya buat pasar Indonesia, tapi harus juga ekspor," ucap Nangoi.
Antariksa
Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) Thomas Djamaluddin mengungkapkan Tesla memiliki peluang dengan menanamkan investasi pada bidang antariksa di Indonesia melalui SpaceX. Kata Thomas antara SpaceX dan Indonesia dapat saling bersinergi.
Thomas menjelaskan pihaknya memiliki berbagai rencana terkait bandar antariksa di wilayah ekuator Indonesia yang terdiri dari dua skenario di Biak. Pertama bandar antariksa skala kecil untuk uji terbang roket Lapan dan peluncuran roket kecil. Kedua bandar antariksa skala besar untuk peluncuran roket internasional.
Namun realisasi rencana tersebut, Thomas mengakui pihaknya butuh modal sehingga diharapkan Tesla dapat masuk di dalamnya. Jika berinvestasi, Thomas menyebut Tesla dapat menjadikan Indonesia sebagai lokasi bantalan peluncuran Space X.
"Untuk pembangunan bandar antariksa skala besar perlu investor internasional. Oleh karenanya Lapan dalam berbagai kesempatan telah menawarkan kepada mitra internasional untuk menjadi investor bandar antariksa," kata Thomas.
"Wilayah ekuator adalah lokasi terbaik untuk peluncuran satelit. Semoga tawaran Presiden kepada Elon Musk mendapat respons positif."
Menurut Thomas kerjasama tersebut juga akan berdampak terhadap nilai ekonomi kedua belah pihak.
"Karena ini kerjasama komersial, tentu ada nilai ekonomi yang diharapkan kedua belah pihak. Selain itu, Indonesia juga berharap, kehadiran mitra internasional akan mempercepat pengembangan industri keantariksaan di Indonesia," ungkap Thomas.
(ryh/fea)