Solo Manufaktur Kreasi (SMK/Esemka) sebagai satu-satunya merek otomotif nasional di Tanah Air telah menjalankan bisnis sejak 2019. Saat itu perusahaan meresmikan fasilitas produksi di Boyolali, Jawa Tengah dan mengungkap produk perdana, yakni Bima.
Memasuki tahun kedua, perusahaan mengklaim tetap konsisten. Bahkan lewat akun Instagram resmi, Esemka sedikit memamerkan bagaimana situasi pada pabriknya yang menjadi 'rumah' produksi mobil Esemka.
Pada postingan itu Esemka memperlihatkan bagaimana para pekerja di pabrik sedang memproduksi sebuah mesin. Terlihat juga foto sejumlah produk pikap Bima yang masih dalam proses perakitan.
"Salah satu aktivitas produksi di pabrik Esemka adalah perakitan mesin," tulis Esemka pada postingannya, dikutip Selasa (9/2).
Dalam unggahan, Esemka juga menyebut bila beberapa karyawan dari lini produksi mesin merupakan lulusan Siswa Menengah Kejuruan (SMK). Mereka lulusan SMK berbasis teknik dari wilayah Boyolali dan Solo.
"Dan sebagian lagi lulusan SMK seluruh Indonesia. Mereka adalah karyawan produksi yang terdidik dan terlatih pada bidangnya sehingga menghasilkan produk berkualitas," tulis Esemka.
Postingan itu juga disertai dengan keterangan bila foto yang diunggah diambil sebelum pandemi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pabrik Esemka memiliki fasilitas seluas 12.500 ribu meter persegi dan dibangun di atas lahan 115 ribu meter persegi. Di pabrik ini terdapat proses produksi seperti perakitan kendaraan, pengecatan, sampai pengetesan.
Nilai investasi yang digelontorkan untuk pabrik ini sebesar Rp600 miliar, sedangkan kapasitas produksi pabrik mencapai 18 ribu unit per tahun, itu berarti 1.500 unit per bulan atau sekitar 50 unit per hari.
Namun saat ini pabrik diketahui sedang berhenti beroperasi sebab mempertimbangkan pandemi corona (Covid-19). Perusahaan yang sejauh ini baru menjual 300 unit pikap Bima tersebut khawatir dengan cluster baru jika terus beroperasi.