National Highway Traffic Safety Administration (NHTSA/Administrasi Keselamatan Lalu Lintas Jalan Raya Nasional) Amerika Serikat (AS) kembali menyelidiki sekitar 30 juta kendaraan karena dugaan kerusakan pada inflator kantong udara Takata.
NHTSA pada hari Jumat mengungkap kasus kerusakan puluhan jutaan kendaraan di AS produksi tahun 2001 hingga 2019, mengutip Reuters, Senin (20/9). Produsen mobil telah diberitahu tentang penyelidikan yang belum dipublikasikan ke konsumen ini.
Kendaraan yang dikabarkan masuk dalam penyelidikan itu yakni mobil hasil produksi Honda Motor Co, Ford Motor Co, Toyota Motor Corp, General Motors Co, Nissan Motor, Subaru, Tesla, Ferrari, Nissan Motor, Mazda, Daimler AG, BMW, Chrysler (Stellantis), Porsche Cars, Jaguar Land Rover dan lain.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lihat Juga : |
Sejumlah pabrikan enggan berkomentar sebelum pengumuman ke publik yang diharapkan NHTSA pada hari ini, Senin. NHTSA pun menolak berkomentar terkait kabar ini dan tidak merilis nama merek yang masuk daftar penyelidikan.
30 juta kendaraan memiliki inflator kantong udara yang rusak disebut merupakan bagian kampanye recall sebelumnya, kata NHTSA dalam dokumen tersebut.
Penarikan mobil yang dilakukan akibat Takata awalnya melibatkan lebih dari 10 pabrikan sejak 2008.
Dalam 1 dekade, lebih dari 67 juta mobil yang menggunakan inflator kantong udara Takata telah ditarik kembali di AS, dan lebih dari 100 juta kendaraan di dunia. Disebutkan sekitar 50 juta telah diperbaiki.
Mobil yang terlibat recall harus segera diperbaiki sebab inflator airbag yang meletus bisa melukai penumpang dan pengendara. Inflator ini mengeluarkan serpihan logam yang berpotensi mencederai.
Dikabarkan ada 28 kematian di seluruh dunia, termasuk 19 di Amerika Serikat terkait masalah inflator Takata, dan lebih dari 400 orang cedera akibat inflator airbag Takata.
"Meskipun tidak ada risiko keselamatan saat ini yang telah diidentifikasi, penyelidikan lebih lanjut ini diperlukan untuk mengevaluasi risiko masa depan dari inflator yang tidak termasuk recall," kata NHTSA dalam laporannya.
"Studi lebih lanjut diperlukan untuk menilai keamanan jangka panjang dari inflator tersebut."
Perusahaan kantong udara asal Jepang Takata pun sudah dinyatakan pailit imbas kasus ini pada 2017. Perusahaan dinilai sudah tidak sanggup lagi mengganti biaya pergantian dan perbaikan airbag Takata.
(reuters/mik)