Realisasi Street Race Ancol dan Beda Pendapat Komunitas dan Polisi
Street race pertama berlangsung di Kawasan Ancol, Jakarta Utara, Minggu (16/1) terselenggara dengan baik. Ajang ini diikuti 350 pembalap motor jalanan atau joki.
Salah satu anggota dalam komunitas yang ikut dalam ajang balap jalanan resmi di bawah naungan Polda Metro Jaya pada Minggu (16/1), Ergus Oei mengaku puas. Kendati demikian, acara tersebut menyisakan pertanyaan bagi sejumlah komunitas yang ikut.
Menurut Ergus, pertama soal tujuan street race yang dikatakan ingin memfasilitasi pelaku balap liar agar tidak kebut-kebutan di jalan raya. Tujuan itu disebut sekaligus untuk membidik bibit unggul.
Dijelaskan Ergus, ide seperti itu tidak bisa diterapkan karena dua hal yang berbeda. Dikatakan Ergus ada perumusan yang tidak bisa diterapkan dalam street race kali ini dan semua harus paham dari dasar agar street race ini agar bisa diterapkan untuk jangka waktu panjang.
Lihat Juga : |
"Makanya saya dari awal nanya bapak arahnya ke mana? Mau cari bibit atau merangkul komunitas supaya tidak balap di jalanan lagi. Soalnya ini berbeda nih," kata Ergus kepada CNNIndonesia.com, Selasa (18/1).
"Kalau ngomongin pembibitan ya harus dimulai dari usia dini. Tidak mungkin pembalap liar yang udah 17 tahun terus dicomot untuk "go internasional" ya engga mungkin. Jadi dua tujuan ini bagus, tapi konsep tidak bisa satu," kata Ergus kemudian.
Ia juga bilang bila balap liar sendiri sebetulnya punya pakem tersendiri. Sederhananya, mereka ingin mengadu ketangkasan baik itu secara teknis lewat mekanik dalam mengoprek sepeda motor, maupun di lintasan melalui joki.
Kemudian mereka akan melakukan adu balap bersama motor besutan bengkel lain. Dari sana, mereka akan sekaligus mencari popularitas, baik itu nama bengkel atau joki bila meraih kemenangan dalam setiap balapan.
"Jadi namanya balap liar beda, ketemu bengkel a atau b. Sudah main. Itu aja," ucap Ergus.
Lebih lanjut, ia mengatakan harapan para komunitas agar ke depannya mereka tetap dapat diizinkan menggunakan trek resmi balap liar Polda Metro Jaya. Dengan begitu, para komunitas punya lokasi pasti baik itu untuk latihan atau mengadu kecepatan.
"Ya jadi buat jangka panjang. Misal satu minggu satu kali kita bisa main di sana. Jangan cuma per event saja," ungkapnya.
Patuh aturan keselamatan saat balap
Street Race Ancol yang digelar Minggu (16/1) diketahui punya sejumlah persyaratan bagi joki, di antaranya menggunakan helm full face, minimal jaket dan celana jin atau baju balap, sarung tangan, sepatu, dan lainnya.
Lalu joki di bawah usia 17 tahun wajib melampirkan pernyataan telah diizinkan orang tua.
Bagi Ergus yang kebetulan menjadi joki dari bengkelnya, R59 Racing, semua hal tersebut telah dipatuhi para peserta.
Semua perlengkapan balap peserta yang digunakan juga dinilai cocok untuk meminimalisir cedera bila terjadi kecelakaan lantaran model balapan saat itu hanya tipe lurus dengan jarak tertentu atau biasa disebut drag race.
"Semua cukup dan mereka bawa sendiri," ungkap dia.
Kelas street race di Ancol:
- Bebek 2 tak
- Bebek 4 tak
- Sport 2 tak
- Sport 4 tak
- Matik 4 tak
- Vespa 2 tak
- FFA (Free For ALL)
- Sunmori
Balap jalanan resmi atau street race rencananya akan dihelat di Serpong, Tangerang Selatan.
"Alhamdulillah di Tangsel, di Serpong sudah siap, nanti kita akan akomodir, fasilitasi, kanalisasi, adik-adik ini untuk wilayah daerah penyangga Tangerang," kata Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Fadil Imran.
Menurut Fadil dia sudah memerintahkan Kepala Satuan Lalu Lintas (Kasatlantas) di wilayah penyangga agar mencari lokasi yang sesuai untuk dijadikan sirkuit.