Hannover, CNN Indonesia --
Berbagai produsen truk percaya baterai adalah sumber energi kendaraan masa depan, tapi sebagian lainnya berusaha lebih keras mencari alternatif dan menemukan teknologi fuel cell hidrogen sebagai jawaban tantangan membuat Bumi tetap hijau.
Salah satu yang percaya aplikasi fuel cell cocok buat truk adalah Daimler Truck, yang mengembangkan prototipe GenH2. Prototipe terbaru GenH2 dipamerkan di IAA Transportation 2022 di Hannover, Jerman dalam bentuk 'telanjang' jadi pengunjung bisa melihat langsung betapa rumit serta canggih teknologi ini.
Beda dari truk listrik Mercedes-Benz lain di IAA Transportation 2022 seperti eActros dan eEconic yang menggendong paket baterai di sisi kanan, GenH2 membawa tangki silinder berisi hidrogen di sisi kanan dan kiri.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
 Truk listrik fuel cell hidrogen Mercedes-Benz GenH2 di IAA Transportation di Hannover, Jerman (19/9/2022). (CNN Indonesia/Febri Ardani) |
GenH2 sebenarnya sudah dikembangkan sejak 2021 dengan tangki berisi hidrogen yang dipadatkan (compressed), namun Mercedes-Benz kini juga mengolah hidrogen cair yang dikatakan punya kepadatan energi lebih tinggi.
Target pengembangan pemakaian hidrogen cair pada GenH2 hingga bisa dipakai 1.000 km. Bisa dibayangkan kemampuan jarak tempuh truk ini dari Jakarta menuju Pelabuhan Gilimanuk di Bali tanpa perlu isi hidrogen cair di tengah jalan.
Walau teknologi di GenH2 sangat canggih, tampilannya tak terlihat futuristis, malah cenderung mirip truk diesel Mercedes-Benz. Meski begitu ada detail kecil seperti aksentuasi biru di lampu depan yang menandakannya ramah lingkungan.
Bagian lain yang mencolok tentu saja tangki hidrogennya yang besar dan mendominasi ruang antara ban depan dan belakang. Satu tangki hidrogen ini bisa mengangkut 40 kg hidrogen cair.
 Truk listrik fuel cell hidrogen Mercedes-Benz GenH2 di IAA Transportation di Hannover, Jerman (19/9/2022). (CNN Indonesia/Febri Ardani) |
Buat saya hal paling menarik di truk ini adalah melihat bagian belakang kepalanya yang memperlihatkan secara jelas dapur perangkat fuel cell. Pemandangan seperti ini tak akan Anda bisa lihat sehari-hari kalau tidak di pameran.
Di area itulah ramuan fuel cell bekerja, mulai dari menyedot hidrogen, mengolahnya secara kimia hingga menghasilkan arus listrik dan juga air (H20). Listrik itu kemudian dipakai motor listrik dan bisa disimpan ke baterai lithium-ion 72 kWh untuk dipakai kalau diperlukan. Total tenaga yang sanggup dihasilkan metode ini maksimal 660 kW dengan torsi 4.142 Nm.
Sedangkan air dikeluarkan dari knalpot dalam bentuk uap atau embun. Saya sendiri sudah mencoba menjajal truk hidrogen ini sebagai penumpang dan melihat hembusan uap air di spion sopir karena knalpotnya terletak di atap.
 Truk listrik fuel cell hidrogen Mercedes-Benz GenH2 di IAA Transportation di Hannover, Jerman (19/9/2022). (CNN Indonesia/Febri Ardani) |
Pengalaman lain yang saya dapat selama kira-kira 30 menit menjadi penumpang GenH2 yang dibawa keliling jalan-jalan di Hannover yaitu truk ini sunyi, hanya terdengar sesekali suara suspensi, rem dan gesekan roda ke aspal.
Rasanya mirip naik truk listrik eActros 400 yang saya coba sebelumnya. Meski begitu satu hal yang saya sadari, akselerasi GenH2 lebih lambat dari eActros, ini bisa jadi karena seting performa mengejar jarak tempuh terjauh, bukan kebut-kebutan.
 Truk listrik fuel cell hidrogen Mercedes-Benz GenH2 di IAA Transportation di Hannover, Jerman (19/9/2022). (CNN Indonesia/Febri Ardani) |
Mengemudikan GenH2 dengan gross vehicle weight (GVW) 19 ton ini juga terlihat mudah karena sopir tak repot utak-utik tuas transmisi atau bolak-balik injak pedal gas dan rem. Tuas di sebelah kanan kemudi bisa mengatur semacam engine brake, jadi perlambatan truk dapat lebih halus.
Berdasarkan catatan spesifikasi GenH2 punya transmisi dengan dua gigi maju dan dua gigi mundur.
Sejauh ini GenH2 masih dalam tahap pengujian, pada tahun ini rencananya akan dites bersama konsumen untuk mendapatkan pengelaman bekerja sehari-hari.
Tak ada penjelasan dari Daimler Truck ataupun Mercedes-Benz kapan versi produksi massal GenH2 siap, tetapi segelintir kabar di IAA Transportation mengungkap bakal hadir pada 'pertengahan dekade ini' yang bisa jadi pada 2025.
Selain soal jarak tempuh, kelebihan lain truk listrik fuel cell adalah tak tergantung suplai listrik yang bisa berasal dari stasiun pengecasan. Meski begitu ini juga jadi masalah tersendiri karena truk ini berarti butuh infrastruktur lain berupa stasiun pengisian hidrogen.
Mercedes-Benz Truck GenH2 adalah salah satu cara Daimler Truck mengejar ambisi cuma menawarkan kendaraan baru di Eropa, Jepang dan Amerika Utara pada 2039 yang netral CO2, artinya tak menghasilkan emisi karbon.
 Truk listrik fuel cell hidrogen Mercedes-Benz GenH2 di IAA Transportation di Hannover, Jerman (19/9/2022). (CNN Indonesia/Febri Ardani). (CNN Indonesia/Febri Ardani) |
Fuso sebagai bagian dari Daimler Truck sudah memulai produksi generasi pertama eCanter pada 2017, lalu produksi bus listrik Mercedes-Benz eCitaro telah dikerjakan mulai 2018, disusul truk heavy duty eActros pada 2021 dan truk medium duty eEconic pada 2022.
Selain itu, Freightliner, salah satu merek Daimler Truck untuk pasar Amerika Utara, akan memproduksi eCascadia buat kebutuhan lokal dalam 'beberapa tahun ke depan'.
Mercedes-Benz tak sendirian mengembangkan truk listrik fuel cell, merek lain seperti Hyundai juga sudah memiliki truk Xcient, bahkan sudah diproduksi. Lebih dari itu Xcient telah diekspor ke berbagai negara Eropa, termasuk Swiss dan Jerman.
Merek dari Jepang, yaitu Isuzu, Toyota dan Hino telah berencana bekerja sama mengembangkan truk listrik fuel cell hidrogen.
Industri truk dunia sudah terbang jauh dan meninggalkan Indonesia yang masih berkutat dengan emisi bahan bakar Euro 4 dengan segudang masalah termasuk tak tersedianya jenis bahan bakar minyak (BBM) yang sesuai.
Rasanya masih sangat lama melihat truk listrik jadi andalan transportasi barang di dalam negeri, apalagi fuel cell hidrogen.