EDUKASI DAN FITUR

Rentetan Masalah yang Bakal Terjadi kala Telat Ganti Oli Mesin

mik | CNN Indonesia
Minggu, 20 Nov 2022 10:10 WIB
Jangan menunda mengganti oli mesin untuk menghindari kerusakan parah pada komponen-komponen penting. Oli mesin ada masa pakai dan wajib diganti secara berkala untuk menghindari kerugian. (Foto: Istockphoto/serezniy)
Jakarta, CNN Indonesia --

Kendaraan yang oli mesinnya tidak diganti secara rutin akan menimbulkan sejumlah masalah mulai dari penurunan performa mesin hingga akan mengeluarkan dana besar untuk perbaikan.

Padahal pabrikan sudah menyarankan agar selalu rutin mengganti oli mesin secara berkala ada yang berdasarkan jangka waktu 6 bulan atau jarak tempuh setiap 10 ribu km, ada yang per 8.000 km tergantung seberapa capek mesin mobil bekerja karena memang oli didesain tidak digunakan untuk waktu lama.

Masalah awal karena sering telat ganti pelumas yakni suara mesin akan terdengar lebih kasar, dan tidak tertutup kemungkinan mesin mobil akan sulit dinyalakan saat pertama kali ingin digunakan di pagi hari.

Begitu juga oli mesin yang lama tidak digunakan atau kendaraan tidak dinyalakan. Masalah utama ketika oli mesin tidak digunakan dalam jangka lama bisa menimbulkan penumpukan kontaminan di bak oli.

Jika sudah menumpuk di bak penampungan oli (carter oli) ini maka dikhawatirkan akan terjadi sludge atau lumpur yang disebabkan penggumpalan dari oli di bagian bawah mesin.

Kalau sudah begini dan terlalu lama tidak dinyalakan, maka oli mesin tidak akan bersirkulasi ke bagian mesin. Jika sudah menggumpal dan terbentuk sludge ini maka bisa mengganggu kinerja mesin.

"Itu sebabnya pabrikan mobil memberikan rekomendasi untuk mengganti oli tiap 6 bulan sekali atau ketika mobil sudah menempuh jarak 10 ribu km. Bahkan saat mobil tidak dipakai dalam waktu lama, oli mesin juga harus diganti untuk menghindari resiko mesin rusak karena oli terkontaminasi," kata Brahma Putra Mahayana, Technical Specialist PT Pertamina Lubricants dalam keterangan resmi.

Jika dibiarkan terus menerus kondisi ini, maka berpotensi mesin akan lebih cepat panas dan terjadi overheating. Hal ini dikarenakan fungsi oli sebagai pendingin mesin tidak sempurna.

Hal buruk lainnya yakni konsumsi bahan bakar mobil akan lebih boros karena gesekan antara komponen-komponen mesin menjadi kasar dan berat seperti ada "beban". Ini terjadi karena pelumas sudah kotor dan "pelicin" sudah tidak berfungsi.

Gesekan yang halus akan membuat performa kerja mobil semakin meningkat. Tentunya juga akan semakin nyaman digunakan.

"Hal ini akan menyebabkan mesin memerlukan sumber tenaga tambahan yang lain, yaitu bensin. Jika kondisi seperti ini terus dibiarkan terjadi, bensin yang digunakan pada mobil akan menjadi cepat habis," tambah Brahma lebih lanjut.

Lihat Juga :
Edukasi dan Fitur
Perbedaan AWD dan 4WD

Pelumas mesin yang tidak diganti akan mengental dalam jangka waktu tertentu. Jika dibiarkan akan terjadi penumpukan kontaminan. Adanya kontaminan dalam oli pun bakal berdampak pada komponen mesin seperti piston dan blok silinder.

Nah apabila terlanjur rusak, kita akan menghadapi istilah "turun mesin" untuk melakukan penggantian komponen-komponen penting dalam mesin. Dana yang dikeluarkan pun tidak sedikit.

"Selain itu, pastikan pula memilih pelumas yang sesuai dengan spesifikasi dari pabrikan. Misalkan jenis viskositas yang sesuai, jika pabrikan mobil menganjurkan pelumas 0W-20 maka sebaiknya saat melakukan penggantian juga menggunakan pelumas yang viskositasnya sama," ungkapnya.

Perhatikan juga jenis oli mesin, jangan sampai anjuran pabrikan menggunakan pelumas sintetis tapi saat mengganti oli menggunakan oli mineral, hanya karena harganya lebih terjangkau. Kondisi ini ditakutkan efek jangka panjangnya tidak baik untuk mesin mobil.

[Gambas:Video CNN]



(mik/mik)


[Gambas:Video CNN]
Lihat Semua
SAAT INI
BERITA UTAMA
REKOMENDASI
TERBARU
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
LIHAT SELENGKAPNYA
TERPOPULER