Toyota Indonesia berharap era transisi kendaraan elektrifikasi di Indonesia dapat dilakukan secara tertata. Toyota percaya jika dilakukan sebaliknya hanya akan melemahkan posisi Indonesia.
Era transisi energi ini dikatakan menjadi kunci keberhasilan penurunan emisi karbon di Indonesia pada 2060.
"Transisi kendaraan elektrifikasi yang tidak tertata akan melemahkan posisi Indonesia sebagai basis global industri otomotif," ungkap Bob Azam, Direktur Hubungan Eksternal PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) dalam keterangannya, Kamis (1/12).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bob menjelaskan saat ini ada sejumlah teknologi kendaraan elektrifikasi rendah emisi. Toyota disebut mengusung konsep Multi-pathway sebagai salah satu cara mendalami transisi ini.
Konsep ini memanfaatkan mobil rendah emisi seperti biodiesel, etanol dan hidrogen, hybrid, serta kendaraan listrik murni atau Battery Electric Vehicle (BEV).
Di samping itu, roadmap industri otomotif nasional juga harus disusun dengan memperhitungkan ketersediaan energi, khususnya sumber daya alam (SDA) tidak terbarukan.
"Dukungan pemerintah di sektor transportasi melalui manajemen UIO (Unit in Operations), juga menjadi elemen penting untuk mempertahankan posisi dan kontribusi positif industri otomotif nasional selama lebih dari lima dekade ini," kata dia.
Lihat Juga : |
Di sisi lain, Bob meyakini era elektrifikasi tak boleh meninggalkan industri otomotif Tanah Air yang selama ini telah berperan besar dalam pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Menurut dia, semua teknologi mobilitas harus dikembangkan untuk memenuhi tujuan nasional dalam menurunkan emisi karbon.