Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi memprediksi sekitar 44,1 juta masyarakat akan melakukan perjalanan selama libur Natal dan Tahun Baru (Nataru). Dari jumlah tersebut mayoritas akan menggunakan kendaraan pribadi.
Budi dalam rapat kerja bersama Komisi V DPR, Selasa (13/12), menyampaikan hasil survei Badan Kebijakan Transportasi menunjukkan sebanyak 28,26 persen dari 44,1 juta penduduk akan bepergian menggunakan mobil pribadi selama libur Nataru.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Artinya, akan ada sekitar 12.462.660 juta mobil yang bepergian selama periode libur akhir tahun.
Hasil survei juga menunjukkan akan ada 16,47 persen atau sekitar 7.263.270 unit yang berpergian menggunakan sepeda motor.
"Potensi pergerakan nasional Nataru tahun ini adalah sebesar 44,1 juta atau 16 persen dari jumlah penduduk Indonesia yang akan bepergian," kata Budi.
"Adapun moda yang digunakan, kendaraan pribadi 28 persen, sepeda motor cukup besar 16,47 persen," ujarnya menambahkan.
Hasil survei juga menunjukkan masyarakat yang pergi mayoritas dari Pulau Jawa, yakni kawasan Jabodetabek sebanyak 7,1 juta; Jawa Timur 6,2 juta; Jawa Tengah 5,8 juta; Jawa Barat 4,4 juta. Kemudian, disusul dari Sumatera Utara sebanyak 3 juta
Sedangkan, tujuan terbanyak yang diprediksikan masih sama seperti tahun-tahun sebelumnya, yakni; Jawa Tengah 8,7 juta; Jawa Timur 7,7 juta; Jawa Barat 6,5 juta; Jabodetabek 4,7 juta; dan DI Yogyakarta 3,6 juta
"Dan kita memperkirakan bahwa jalur tol adalah jalur favorit yang akan mendominasi sebanyak 58,7 persen. Arteri 41,3 persen, serta jalur yang paling banyak dilalui adalah lintas utara Jawa Pantura sebanyak 12,8 persen dan Jalur Lintas Tengah Jawa sebesar 11,92 persen," tuturnya.
Budi sebelumnya juga memastikan pemerintah tak akan memberlakukan pembatasan mobilitas pada Nataru kali ini. Kendati begitu, Nataru perlu dikelola dengan baik, lantaran tren Covid-19 nasional cenderung meningkat.
Budi mengatakan peningkatan pergerakan masyarakat pada Nataru tahun ini akan terjadi. Dia menyebut hal ini suatu fenomena umum yang selalu terjadi.
Pelaksanaan Nataru dikatakan bersamaan dengan libur sekolah dan disebut ada akumulasi antara mereka yang liburan dan libur sekolah. Ini disebut bakal menambah lonjakan penumpang yang relatif banyak.
"Kita pasti bercermin pada apa yang kita lakukan pada dua tahun terakhir, 2020 dan 2021, di mana pada saat itu kami masih membatasi karena adanya Covid-19. Tetapi di tahun ini 2022 dan 2023 bisa dipastikan kita tidak akan membatasi lagi masyarakat untuk melakukan pergerakan," ucap dia.
(dmr/fea)