Pengemudi ojek online (ojol) meminta pemerintah memprioritaskan mereka sebagai penerima subsidi pembelian motor listrik. Pemerintah sebelumnya memang melempar wacana pemberian subsidi bagi pembelian setiap unit motor listrik.
Asosiasi pengemudi ojol, Garda Indonesia mengatakan pemberian subsidi motor listrik untuk ojol merupakan langkah tepat. Pasalnya, mobilitas mereka di jalanan cukup tinggi.
"Mobilitas tinggi ojol maupun kurir pengantar barang bersepeda motor di jalanan akan lebih tepat menggunakan sepeda motor listrik yang ramah lingkungan," kata Ketua Umum Garda Indonesia Igun Wicaksono saat dihubungi, Rabu (14/12).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Igun, daripada subsidi diberikan ke masyarakat lainnya, khususnya pekerja kantoran akan lebih tepat jika subsidi untuk ojol. Igun mengatakan mobilitas pekerja kantoran tidak setinggi ojol.
"Dibandingkan subsidi untuk pekerja lain ataupun karyawan yang lebih banyak sepeda motornya terparkir saat mereka bekerja di kantor," tutur dia.
Igun mengatakan pihaknya juga sudah bersurat ke Presiden RI Joko Widodo terkait permintaan subsidi pembelian motor listrik. Surat dikirimkan pada 28 November lalu.
Dalam suratnya, Garda menyampaikan, subsidi pembelian motor listrik akan mengurangi beban biaya operasional pengemudi ojol.
"Hal ini dimaksudkan agar beban biaya operasional dari rekan-rekan pengemudi ojek daring seluruh Indonesia dapat diringankan pasca kenaikan BBM jenis Pertalite, jadi kami mohon Bapak Presiden RI dapat mengabulkan permohonan kami," demikian bunyi petikan dalam surat yang ditandatangani Igun.
Menteri ESDM Arifin Tasrif sebelumnya menyebut pemerintah akan memprioritaskan ojek online (ojol) sebagai penerima subsidi kendaraan listrik.
Di lain sisi, Arifin mengusulkan besaran subsidi motor listrik mencapai Rp7,5 juta per unit. Besaran itu mempertimbangkan mahalnya harga baterai.