Tukang Tambal Ban Respons Kehadiran Ban Tanpa Udara

CNN Indonesia
Kamis, 05 Jan 2023 17:04 WIB
Ban tanpa udara besutan Michelin. (Michelin Media.com)
Jakarta, CNN Indonesia --

Sejumlah penyedia jasa tambal ban merespons kehadiran ban tanpa udara atau Unique Puncture-proof Tire System (Uptis). Penyedia jasa reparasi ban justru optimistis dapat bertahan sembari mengikuti teknologi yang terus berkembang.

Mariu, penyedia jasa reparasi ban mengatakan teknologi baru ban tanpa udara mau tidak mau akan jamak digunakan sebagai inovasi di sektor otomotif. Namun menurutnya untuk beberapa tahun ke depan, ia meyakini masih mendapat "cuan" dari ban konvensional.

Dijelaskan Mariu, ban tanpa udara bukan sesuatu yang harus dikhawatirkan, meski kehadirannya memiliki potensi yang dapat mengancam pendapatannya.

"Pengaruh ke pendapatan pasti ada, apalagi ini ban yang tanpa angin. Tapi ya kami kan tidak bisa larang," kata Mariu saat ditemui di bilangan Depok, Kamis (5/1).

Ban tanpa udara dipahami sebagai komponen baru pada industri otomotif yang sedang dikembangkan produsen ban dunia seperti Michelin. Banini memiliki struktur unik pada bagian dinding yang berfungsi sebagai penyangga antara bagian tapak ban dengan pelek.

Desain ban seperti itu tak akan menggunakan tekanan udara. Ban diklaim didesain mampu meredam guncangan ketika menghantam lubang.

Ban tanpa udara juga didesain antibocor sehingga pengguna tidak perlu repot ke tukang tambal ban untuk menambal, tambah angin. Para insinyur otomotif baru merancang ban tanpa udara untuk kebutuhan mobil penumpang, namun tidak menutup kemungkinan dapat diperluas ke sepeda motor.

Mariu berujar, jika berbicara soal penurunan pendapatan imbas teknologi ban baru, hal tersebut sudah ia rasakan sejak beberapa tahun lalu saat pengguna sepeda motor serta mobil meninggalkan ban dalam lalu menggantinya dengan ban tubeless.

Saat penggunaan ban tubeless mulai masif, diakui pendapatan bengkelnya surut, namun tetap bertahan sampai sekarang.

"Namanya ban tubeless, jarang sekali bocor atau kempes. Tapi kan kami ini tidak mau kalah juga, ya kami cari cara bagaimana untuk menambal ban tubeless. Jadi ya tidak kalah juga kami," ungkap Mariu.

Mariu menambahkan dirinya sudah siap dan akan mempelajari seluk beluk ban tanpa udara agar tetap bisa membuka usaha yang masih berhubungan dengan ban.

"Ya walau sudah tidak pakai angin, tapi nanti kan butuh juga perawatan, atau kendalanya. Nah itu yang kami pelajari, mau cara betulinnya, cara pasang, atau mungkin ikutan jualan. Jadi ya tidak ada ketakutan," kata Mariu.

Hal yang sama diungkapkan Henry, salah satu pemilik bengkel tambal ban laim di bilangan Pasar Minggu, Jakarta Selatan. Henry meyakini usaha "tambal ban" tak seketika mati di tengah ancaman ban tanpa udara.

"Banyak kok hal yang dapat dipelajari nanti biar usaha seperti ini bisa ada. Jadi ya menurut saya tidak seketika orang tak akan butuh tambal ban," ucap Henry.

Ban tanpa udara Michelin diprediksi akan masuk ke dapur produksi pada 2024. Selain produsen dunia, TNI AD juga kini telang mengembangkan ban tanpa udara dan sudah diuji coba ke kendaraan komersial.

Sedangkan Fisa Rizqiano, Deputy Head Original Equipment (OE) Sales PT Bridgestone Tire Indonesia mengatakan pihaknya belum akan menyediakan ban tanpa udara untuk mobil penumpang karena beberapa alasan.

Menurut Fisa, ban pada mobil penumpang umumnya memiliki empat fungsi, yakni untuk menanggung beban, fungsi setir, kenyamanan, serta fungsi pengereman dan akselerasi. Keempat fungsi itu sejauh ini hanya dapat dipenuhi dengan menggunakan ban udara.

"Keempat fungsi ini minimal hanya dapat dipenuhi dengan menggunakan ban dengan udara dan mungkin memang posisinya untuk mobil-mobil penumpang dan komersial," ujar Fisa saat dihubungi, Rabu (4/1).



(ryh/mik)


Saksikan Video di Bawah Ini:

VIDEO: Jajal Parkir Otomatis Xpeng X9

KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK