Kepala Staf Presiden Moeldoko mengatakan konversi motor listrik berpotensi bahaya. Oleh sebab itu perlu standarisasi bengkel dan pekerja agar program tersebut tanpa kendala.
Menurut Moeldoko, standarisasi akan menjamin penggunaan motor listrik hasil konversi.
"Kalau tidak standarisasi, nanti baterai, dinamo, kontroler dengan baik, nanti akan merepotkan semua, termasuk yang memperbaiki itu," kata Moeldoko pekan lalu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Untuk itu perlu standarisasi sehingga faktor keamanan dan pasca dipasang itu memberi jaminan optimum baik dari keamanan maupun kenyamanan."
Ketua Umum Perkumpulan Industri Kendaraan Listrik Indonesia (Periklindo) itu juga menjelaskan program konversi motor listrik yang mendapat subsidi dari pemerintah harus dimaksimalkan karena program tersebut membantu masyarakat memiliki motor ramah lingkungan, namun enggan membeli motor baru.
"Maksud saya gini ada kebijakan transisi dan konversi. Khusus motor yang ditangani bagaimana pendekatan konversi mendapat insentif. Konversi ini betul-betul harus disiapkan dengan baik. Maksudnya semua orang yang sebagai aktor atau bengkel itu bisa terstandarisasi," ucap Moeldoko.
Pemerintah telah membuat program khusus sebagai upaya meningkatkan populasi kendaraan listrik, salah satunya dengan mendorong penggunaan motor listrik tapi hasil konversi.
Upaya pemerintah terkait hal tersebut yaitu dengan memberikan subsidi Rp7 juta sebagai bantuan terhadap masyarakat yang ingin melakukan konversi.
Tahap awal, subsidi motor listrik hasil konversi ditargetkan mencapai 50 ribu unit untuk tahun ini dan naik menjadi 150 ribu unit pada 2024.
Saat ini, baru 21 bengkel yang sudah mendapat sertifikat Kemenhub untuk konversi motor listrik.
Beberapa bengkel tersebut di antaranya Litbang KESDM Bogor, PT Braja Elektrik Motor Surabaya, Juara Bike/Selis Tangerang, dan PT Nagara Sains Konversi Jakarta. Kemudian Braja/Kampus ITS Surabaya, PT Nagara Sains Konversi Jakarta, PT Handhika Garda Parama Jakarta, dan Percik Daya Nusantara Denpasar.
Seluruh bengkel tersebut ditargetkan dapat mengkonversi 1.900 unit motor listrik per bulan atau 22.800 unit per tahun. Hingga Desember 2023, ditargetkan terdapat 1.020 bengkel yang mampu mengkonversi 102 ribu unit per bulan atau 1,22 juta unit per tahun.