Wuling Motors merespons pernyataan bakal calon presiden Anies Baswedan yang menyebut subsidi mobil listrik bukan solusi atas masalah polusi udara.
Dian Asmahani, Brand and Marketing Director Wuling mengatakan saat ini justru tren global sedang mengarah ke penggunaan kendaraan listrik. Wuling meyakini penggunaan mobil listrik merupakan salah satu upaya mengurangi emisi.
"Tren global menuju keberlanjutan dan penurunan emisi gas rumah kaca yang disebabkan oleh aktivitas manusia. Banyak negara di seluruh dunia telah menetapkan target untuk mengurangi emisi gas rumah kaca mereka dan mobil listrik dianggap sebagai salah satu solusi penting untuk mencapai target tersebut," kata Dian saat dihubungi beberapa waktu lalu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia mengatakan saat ini banyak negara juga berlomba-lomba memberikan subsidi untuk mobil listrik. Pasalnya, menurut dia mobil listrik sudah terbukti dapat menekan emisi gas rumah kaca.
"Banyak negara di seluruh dunia mendukung transisi ke mobil listrik dan memberikan insentif untuk membeli mobil listrik karena emisi dari mobil listrik jauh lebih rendah dibandingkan dengan mobil yang menggunakan bahan bakar fosil sehingga diharapkan dapat memperbaiki kualitas udara," kata Dian saat dihubungi beberapa waktu lalu.
Anies sebelumnya mengkritisi bantuan pemerintah berupa subsidi dan insentif pembelian kendaraan listrik di Indonesia. Anies menyebut kebijakan itu tidak tepat jika tujuannya menekan emisi karbon.
Bahkan mantan Gubernur DKI Jakarta tersebut menilai dorongan pemerintah lewat bantuan itu supaya masyarakat beralih ke kendaraan listrik tidak serta merta membuat lingkungan jadi lebih baik.
"Solusi menghadapi masalah lingkungan hidup, apalagi soal polusi udara bukanlah terletak di dalam subsidi mobil listrik yang pemilik-pemilik mobil listriknya adalah mereka-mereka yang tidak membutuhkan subsidi," kata Anies.
Anies mengatakan pemerintah seharusnya membenahi dahulu sektor transportasi umum bertenaga listrik. Anies mengklaim jejak karbon seseorang saat menggunakan kendaraan pribadi listrik lebih tinggi ketimbang angkutan umum dengan mesin konvensional.
"Kalau kami hitung apalagi ini, contoh ketika sampai pada mobil listrik, emisi karbon mobil listrik per kapita per kilometer sesungguhnya lebih tinggi daripada emisi karbon bus berbahan bakar minyak," ujarnya.
Bantuan pembelian kendaraan listrik telah telah diumumkan pemerintah pada 20 Maret. Untuk mobil listrik, bantuan diklaim telah berjalan sejak 1 April. Bantuan yang diberikan bukan subsidi melainkan insentif berupa potongan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dari sebelumnya 11 persen jadi 1 persen.
Saat ini baru dua mobil listrik yang bisa dibeli dengan insentif tersebut lantaran menyesuaikan syarat dan ketentuan pemerintah, yakni Hyundai Ioniq 5 dan Wuling Air EV dengan kuota hingga akhir tahun sebanyak 35.900 unit.
Terlepas dari polemik kritik Anies soal subsidi, penjualan mobil listrik di dalam negeri justru menunjukkan tren positif setiap tahunnya.
Hal tersebut dibuktikan melalui data yang dirilis Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), terkait pergerakan pasar mobil elektrifikasi di Tanah Air sejak 2019.
Pada 2019 penjualan mobil elektrifikasi, baik yang berteknologi hybrid, PHEV, maupun BEV hanya 812 unit atau menyumbang 0,1 persen dari total pasar secara nasional. Angka itu kemudian naik pada 2020 dengan pangsa pasar 0,2 persen atau mencapai 1.324 unit.
Lalu 2021 pangsa pasar mobil elektrifikasi kembali tumbuh menjadi 0,4 persen atau sebanyak 3.205 unit. Angka distribusi mobil ramah lingkungan kemudia n naik cukup signifikan menjadi 20.681 unit satu tahun kemudian.
Menurut Gaikindo, jumlah penjualan BEV pada 2022 mencapai angka 10.327 unit. Jumlah penjualan itu melesat sekitar 1.403 persen jika dibanding tahun sebelumnya yang hanya mencatatkan 687 unit penjualan BEV sepanjang tahun.
Lalu penjualan mobil hybrid di Indonesia tahun lalu mencapai 10.344 unit atau naik sekitar 318,4 persen dari 2021 yang hanya mencatat penjualan sebanyak 2.472 unit.
Sementara itu, selama empat bulan awal 2023, penjualan wholesales kendaraan elektrifikasi sudah mencapai 9.798 unit.
Angka tersebut terbagi, 3.086 unit bakal mobil listrik, sementara mobil hybrid perolehannya sebanyak 6.712 unit.
(dmr/dmr)