TIPS OTOMOTIF

4 Langkah Memadamkan Mobil Listrik yang Terbakar

CNN Indonesia
Minggu, 21 Mei 2023 15:10 WIB
Ketika terbakar, mobil listrik dengan baterai lithium ion bisa terbakar lebih panas, lebih cepat, dan membutuhkan lebih banyak air untuk bisa dipadamkan.
Ilustrasi. Ketika terbakar, mobil listrik dengan baterai lithium ion bisa terbakar lebih panas, lebih cepat, dan membutuhkan lebih banyak air untuk bisa dipadamkan. (Foto: ANTARA FOTO/Muhammad Iqbal)
Jakarta, CNN Indonesia --

Risiko mobil listrik terbakar diklaim relatif rendah. Namun begitu, jika mobil listrik terbakar akan sangat sulit untuk bisa memadamkan apinya.

Sebuah penelitian mengungkap kendaraan listrik bertenaga baterai memang hanya memiliki peluang 0,03 persen terbakar. Namun ketika kebakaran terjadi, mobil listrik dengan baterai litium-ion bisa terbakar lebih panas, lebih cepat, dan membutuhkan lebih banyak air untuk dapat dipadamkan.

Kendati begitu, bukan berarti mobil listrik yang terbakar tak bisa dipadamkan. Selain pencegahan, untuk berjaga-jaga baterai terbakar, mematikannya bisa sangat menantang.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Berikut langkah-langkah untuk memadamkan kebakaran pada mobil listrik. Namun perlu diingat, kebakaran pada baterai litium-ion berbahaya dan harus dilakukan hanya oleh petugas pemadam kebakaran profesional.

Identifikasi kendaraan

Kendaraan listrik terdiri dari beberapa jenis, misalnya plug-in hybrid (PHEV) dan mobil listrik bertenaga baterai murni (BEV). Jika kebakaran terjadi pada mobil PHEV yang terdiri dari tangki bensin dan baterai lithium-ion tenteu memerlukan metode pemadaman yang berbeda.

Dalam kebanyakan kasus, tim penyelamat dapat dengan mudah mengidentifikasi jenis kendaraan, tetapi ini adalah langkah penting pertama.

Temukan lokasi baterai

Dalam kebanyakan kasus, baterai akan menjadi sumber utama api. Oleh karena itu penting untuk menemukan lokasi baterai yang tepat dan menyiramkan air langsung ke baterai untuk mendinginkannya secara efektif.

Dinginkan titik panas baterai

Petugas pemadam kebakaran dapat menggunakan kamera pencitraan termal untuk memeriksa suhu di berbagai area paket baterai; dan bisa menemukan area yang paling panas (disebut "hotspot"). Kemudian, mereka mengarahkan aliran air langsung ke semua titik panas untuk mendinginkan.

Bagaimana panas dan api menyebar melalui baterai sangat bervariasi. Paketan baterai dalam mobil listrik tergantung bagaimana pabrikan menyusun sel baterai bersama-sama, usia baterai, bagaimana baterai terbakar dan banyak faktor lain yang menentukan suhu dan penyebaran api.

Diperlukan sekitar 500 sampai 30.000 liter air untuk memadamkan api pada mobil listrik, tergantung tingkat keparahannya.

Mengutip E-Mobility Simplified, aliran air terus menerus dalam waktu lama yang diterapkan pada wadah baterai adalah cara paling efektif untuk mengurangi suhu di dalam baterai dan membatasi pelepasan panas. Setelah baterai benar-benar dingin, api baru dapat padam.

Pantau suhu baterai dan asap

Setelah api dan asap juga padam, petugas pemadam kebakaran dapat menggunakan kamera pencitraan termal lagi untuk terus memantau suhu paket baterai selama 45 menit, hingga benar-benar yakin bahwa api telah padam.

Pengoperasian berlanjut hingga kendaraan tidak bereaksi untuk menyalakan kembali pada titik mana pun setelah pengujian. Setelah suhu baterai diturunkan menjadi kira-kira suhu sekitar luar dan suhu tersebut telah dipertahankan tanpa aplikasi air lagi selama 45 menit, petugas pemadam kebakaran bisa menyerahkan kendaraan ke responden kedua, termasuk penegak hukum.

Petugas pemadam kebakaran juga dapat menjelaskan responden kedua tentang penyimpanan dan pengangkutan kendaraan yang tepat. Kendaraan harus dijauhkan sejauh 50 kaki dari paparan apa pun di mana pun disimpan, hal ini karena selalu ada kemungkinan api menyala kembali beberapa hari atau jam setelah kejadian.

Butuh APAR khusus

Perkumpulan Industri Kendaraan Listrik Indonesia (Periklindo) menyatakan kendaraan listrik membutuhkan Alat Pemadam Api Ringan (APAR) khusus yang disediakan di unit masing-masing. Hal ini diperlukan untuk mengantisipasi terjadinya kebakaran pada baterai dan sulit dipadamkan.

Periklindo selaku asosiasi terus mendorong anggotanya untuk menyediakan APAR pada setiap mobil listrik yang dijual.

"Kami selalu partner strategis dari pemerintah selalu memberikan dukungan dan masukkan demi perkembangan industri kendaraan listrik di Indonesia, salah satunya penggunaan APAR yang tepat untuk kendaraan listrik [bus listrik, mobil listrik]," kata Ahmad Rofiqi, Humas Periklindo beberapa waktu lalu.

Menurut Rofiqi, APAR untuk mobil listrik punya spesifikasi berbeda karena sudah dilengkapi cairan khusus untuk memadamkan api sewaktu saat terjadi masalah seperti hubungan arus pendek.

Sementara APAR yang banyak beredar saat ini dan menjadi standar dari mobil baru konvensional, dinilai belum sesuai untuk memadamkan api jika muncul dari baterai yang tiba-tiba terbakar.

Insiden baterai mobil listrik kerap terjadi di sejumlah negara. Pada kondisi ini objek yang terbakar juga tidak bisa langsung disiram air, melainkan disemprot menggunakan alat pemadam api ringan khusus untuk memutus api.

Pada beberapa kejadian di luar negeri, menyiram air ke kendaraan listrik saat terbakar tidak akan berpengaruh signifikan

"Karena itu diperlukan teknologi yang tepat untuk memadamkan apabila terjadi hal-hal yang tak terduga seperti resiko terbakar, sekarang salah satu member Periklindo sudah mengembangkan APAR khusus untuk kendaraan listrik melalui Famindo Alfa Spektrum Teknologi," ungkap dia.

[Gambas:Video CNN]



(dmr/dmr)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER