Toyota Mau Cek Kualitas BBM Pertamax Dicampur Bioetanol

CNN Indonesia
Selasa, 13 Jun 2023 17:07 WIB
Toyota Indonesia mengaku masih akan mengecek kualitas BBM hasil campuran etanol dan Pertamax. (Foto: CNN Indonesia/Safir Makki)
Jakarta, CNN Indonesia --

Toyota Indonesia mengaku masih akan mengecek kualitas BBM hasil campuran etanol dan Pertamax untuk memastikan kandungannya sesuai dengan mesin-mesin mobil Toyota yang dijual di Indonesia.

Hal ini menyusul rencana Pertamina menjual bahan bakar jenis bioetanol campuran Pertamax dengan nabati etanol bulan ini.

Bob Azam, Direktur Operasional Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) mengatakan pihaknya sebetulnya sudah mengembangkan mobil yang bisa menenggak campuran etanol 20 persen sampai 100 persen khusus di Brazil.

Sementara di Indonesia, campuran bahan bakar ini masih tergolong baru sehingga pihaknya perlu mengecek lagi bahan bakar yang dijadikan campuran tersebut.

"Toyota kembangkan sampai E20, di Brazil juga ada E100, nah kalau E100 ada penyesuaian, tapi kalau E5 sampai E10 enggak perlu penyesuaian, tapi bahan bakarnya yang nanti harus dicek bagaimana, compatible nggak dengan engine-nya, jadi E5-E10 harus dilihat in term engine, in term fuel," kata Bob di Karawang, Jawa Barat, Selasa (13/6).

Menurut Bob bioetanol yang bakal dijual Pertamina di Indonesia perlu diuji coba terlebih dulu. Ia pun mencontohkan bagaimana Biodiesel yang juga dijual di Indonesia telah melalui serangkaian uji coba sampai akhirnya menyentuh angka 35 persen atau B35.

"Kalau biosolar dilakukan ujicoba, B10, B20. Biosolar begitu juga resmi global itu B7, tapi setelah kita lakukan pengujian bisa sampai B10 sampai B20, tapi ada feedback juga, ada sulfurnya, kadar airnya banyak, diperbaiki lagi sehingga compatible, yang etanol begitu juga, secara engine-nya E5 bisa bahkan sampai E10," ungkap dia.

Sejauh ini TMMIN sudah memproduksi mesin yang kompatibel menggunakan etanol tanpa campuran. Mesin-mesin tersebut hanya untuk kebutuhan pasar ekspor.

"Kami sudah bikin engine yang bisa pakai etanol," kata Bob.

Sebelumnya, Pertamina akan meluncurkan bahan bakar jenis bioetanol bulan ini jika tidak ada halangan.

Nicke Widyawati Direktur Utama Pertamina mengungkapkan etanol yang akan digunakan berasal dari molases tebu. Ia juga menekankan transisi energi ini bukan sekadar memiliki ambisi untuk menurunkan karbon emisi, tapi lebih penting mewujudkan kemandirian energi.

Menurut dia untuk membuat bioetanol, pihaknya akan mencampur etanol bersama bahan bakar dengan kadar oktan 92 alias Pertamax. Belum diungkap berapa persen penggunaan energi nabati itu sebagai campuran.

Saat ini baru Amerika Serikat (AS) dan Brazil negara yang sukses menerapkan etanol sebagai komponen wajib dalam campuran bahan bakar kendaraan.

Keduanya juga merupakan negara dengan tingkat produksi etanol tertinggi di dunia. Sebagai contoh, sepanjang periode 2018 AS berhasil memproduksi 16,1 miliar gallon sedangkan Brazil berada di posisi kedua dengan jumlah produksi sebesar 7,95 miliar gallon.

Mayoritas kendaraan di Brazil kerap disebut sebagai flexible-fuel vehicle atau kendaraan mampu beradaptasi dengan bioetanol.



(dmr/mik)


KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK