Peneliti Madya Pusat Riset Material Maju Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Deni Shidqi Khaerudini menjelaskan Nikuba bukan alat penghasil hidrogen sebagai pengganti bahan bakar kendaraan melainkan untuk menghemat bahan bakar.
Menurut Deni konsep yang dipakai di Nikuba adalah menggunakan HHO, bukan hidrogen murni. HHO atau Hidrogen Hidrogen Oksigen ini disebut gas Brown, yang diambil dari nama penemunya, Yull Brown.
HHO berfungsi menjadi penghemat bukan sebagai pengganti bahan bakar.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jadi bukan pengganti BBM, tapi fuel saver, sebab tetap ada peranan BBM, yakni hidrokarbon yang ketika dibakar di piston maka efisiensi pembakarannya jadi lebih baik," kata Deni saat dihubungi beberapa waktu lalu.
Agar Nikuba bisa diklaim sebagai alat untuk pengganti BBM, Deni mengatakan harus ada data yang membenarkan bahwa Hidrogen yang dipakai di ruang bakar adalah gasnya.
"Kalaupun murni Hidrogen, sistem pembakaran di mobil dan motor tidak mendukung. Hidrogen gasnya kecil sehingga tidak cocok dengan sistem pembakarannya," tuturnya.
Deni juga mengatakan bahwa Nikuba hasil temuan Aryanto Misel bukan teknologi ataupun inovasi baru. Menurutnya alat serupa Nikuba sudah banyak ditemukan sebelumnya, bahkan sudah diperjualbelikan di pasaran.
Lihat Juga : |
"Sebetulnya model ini sudah lama, ini berulang. Sifatnya fuel saver, ini bukan barang baru dan konsepnya ada di ilmu dasar fisika dan kimia," ujar Deni.
Nikuba sempat ramai dan viral pada 2022. Setelah mereda, temuan Aryanto Misel ini kembali menyita perhatian pada 2023 usai TNI AD mengklaim ada pabrikan otomotif asal Italia terpincut dengan teknologi ini.
Pangdam III/Siliwangi Mayjen Kunto Arief Wibowo mengatakan salah satu pabrikan asal Italia sempat mengunjungi Cirebon untuk melihat langsung inovasi ini. Namun, ia tidak menyebut secara rinci pabrikan otomotif dari Itala mana yang tertarik dengan penemuan Aryanto.
Kelanjutan kunjungan orang Italia ke Cirebon, Aryanto kemudian berangkat ke Milan untuk mempresentasikan temuannya.
Lihat Juga : |
Kepala Penerangan Kodam III/Siliwangi Kolonel Inf Adhe Hansen menjelaskan pihak penyedia energi dari pabrikan otomotif telah mengadakan perjanjian kerja sama dengan Nikuba.
"Perjanjian kerja sama dengan perusahaan penyedia sumber energi bagi Ferrari dan Lamborghini," ujar Adhe, mengutip Detik.
Namun demikian, sampai saat ini belum ada keterangan resmi dari pihak Ferrari maupun Lamborghini Italia mengenai klaim tersebut.
Kepala BRIN Laksana Tri Handoko turut merespons Nikuba. Ia mengaku sudah mengirim tim untuk melihat lebih jauh karya tersebut.
"Nikuba sudah kami ketahui sejak tahun lalu dan kami sudah mengirim tim ke sana untuk melihat itu. Dari asesmen tim perlu ada riset lanjutan," kata Handoko.
Handoko mengatakan BRIN siap memfasilitasi seluruh komunitas periset Tanah Air, baik tingkat universitas hingga perorangan seperti Aryanto yang menemukan Nikuba.
"Secara prinsip setelah ada BRIN semua fasilitas kami sediakan untuk seluruh komunitas periset, baik itu di kampus termasuk juga komunitas atau individu seperti yang mengembangkan Nikuba itu," kata dia.
Ia menyebut pengembangan Nikuba menjadi salah satu yang didorong untuk melakukan pembuktian ilmiah. Dengan begitu segala penyempurnaan atas temuan anak bangsa ke depan mampu dilakukan secara bersama.
"Itu salah satu yang sedang kami ajak supaya bisa dibuktikan secara saintis. Itu dulu yang nomor satu, sehingga Kalau ada penyempurnaan ya sempurnakan bersama-sama. Karena Nikuba itukan basic-nya hidrogen, bahan bakar berbasis hidrogen," kata dia.
Menurutnya semua pihak harus berhati-hati jika mengerjakan sebuah temuan berbasis ilmiah.
"Kalau di science kita harus berhati-hati, kita lihat bersama-sama, lakukan pengembangan sampai terbukti secara saintifik di komunitas ilmiah. Tapi kami dukung," kata dia.