Polisi Bongkar Praktik Jual Beli BPKB dan STNK Ilegal di Medsos

CNN Indonesia
Rabu, 06 Sep 2023 10:00 WIB
Ilustrasi. Polisi bongkar praktik jual beli BPKB dan STNK curian di media sosial. (CNN Indonesia/Safir Makki)
Jakarta, CNN Indonesia --

Kepolisian Resor Kota (Polresta) Malang Kota melakukan pendalaman terkait praktik perdagangan buku pemilik kendaraan bermotor (BPKB) dan surat tanda nomor kendaraan (STNK) yang diperjualbelikan di media sosial.

Kapolresta Malang Kota Kombes Pol Budi Hermanto di Kota Malang, Jawa Timur mengatakan pendalaman itu dilakukan usai pihaknya membongkar sindikat pelaku pencurian kendaraan bermotor yang bisa mengubah nomor rangka dan nomor mesin kendaraan.

"Seharusnya tidak diperjualbelikan, ini kami masih didalami penyidik tentang penjualan (BPKB dan STNK) secara online," kata Buher dikutip dari Antara, Rabu (6/9).

Lihat Juga :

Buher menjelaskan modus penjualan dokumen tersebut, ditengarai milik masyarakat yang kendaraannya telah hilang. Kemudian, ada sejumlah pihak yang memanfaatkan kondisi tersebut dengan membeli BPKB dan STNK tanpa kendaraan yang melekat tersebut.

"Banyak kendaraan-kendaraan yang hilang, setelah itu BPKB dan STNK hanya disimpan. Kemudian, ada yang mengumpulkan untuk berbisnis menjual dokumen asli tetapi tanpa kendaraan," katanya.

Ia menegaskan penjualan dokumen BPKB dan STNK tersebut adalah ilegal. Dokumen tersebut, seharusnya tidak boleh diperjualbelikan secara terpisah dari kendaraannya.

Sebelumnya, Polresta Malang Kota menangkap dua orang pelaku pencurian kendaraan bermotor roda dua berinisial MS warga Kecamatan Lawang, Kabupaten Malang dan RD warga Kabupaten Blitar.

Kemudian, tiga orang penadah yakni EC warga Kecamatan Turen Kabupaten Malang, AKH dan AZ warga Kecamatan Purwosari, Kabupaten Pasuruan. Tersangka EC yang merupakan residivis kasus serupa membeli BPKB dan STNK secara online.

Kemudian, tersangka EC menghubungi AKF untuk meminta MS agar mencuri kendaraan yang sesuai dengan jenis BPKB yang dibeli secara daring tersebut. Setelah mendapatkan perintah, MS dan RD melakukan pencurian kendaraan bermotor roda dua sesuai dengan pesanan.

Kendaraan tersebut, kemudian diserahkan kepada tersangka AKF yang kemudian dilakukan pembayaran oleh EC kepada MS. AKF kemudian membongkar kunci kendaraan dan mengganti dengan yang baru, sementara AZ mengubah nomor rangka dan nomor mesin kendaraan.

Ia menambahkan pihaknya melakukan pendalaman termasuk berkoordinasi dengan sejumlah Kepolisian Daerah (Polda), mengingat ada sejumlah barang bukti BPKB dan STNK yang berasal dari berbagai wilayah. Polisi menyita 21 BPKB dan 35 STNK asli dari tangan pelaku.

"Kami akan dalami, termasuk dengan beberapa Polda, karena barang bukti ada yang berasal dari wilayah lain," katanya.

Ia mengimbau masyarakat yang akan membeli kendaraan bekas untuk melakukan pengecekan nomor rangka dan nomor mesin pada sistem administrasi manunggal satu atap (Samsat) terdekat.

"Kami mengimbau masyarakat apabila membeli kendaraan bekas segera cek nomor rangka dan nomor mesin. Ini bisa dilakukan pada cek fisik di kantor Samsat terdekat," tutupnya.



(antara/mik)


KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK