Apa Pengaruh Penutupan Pabrik Suzuki Thailand di Indonesia?
Suzuki Indonesia Sales (SIS) merespons rencana penutupan pabrik Suzuki di Pluakdaeng, Provinsi Rayong, Thailand pada akhir 2025.
Pabrik mobil berdiri di Pluakdaeng, Provinsi Rayong tersebut telah memulai berproduksi pada 2012. Sejumlah model diproduksi di antaranya yakni Swift, Ciaz, Celerio.
Deputy Managing Director SIS divisi roda empat Donny Saputra mengatakan produksi mobil di negeri gajah putih itu tak akan berdampak langsung terhadap produk Suzuki di Indonesia, sebab tidak ada mobil Suzuki di Indonesia masuk dalam bentuk CBU dari Thailand.
Lihat Juga : |
"Jika melihat dari model-model mobil yang diproduksi di Suzuki Thailand, maka tidak ada dampak maupun pengaruh yang akan dirasakan oleh Suzuki Indonesia, karena model yang mereka produksi tidak dipasarkan di Indonesia pada saat ini," kata Donny ketika dihubungi, Senin (10/6).
Mobil Suzuki yang dipasarkan di Indonesia saat ini merupakan pabrikan dalam negeri dan impor dari India.
Model yang diproduksi di India antara lain Jimny 5 pintu, S-Presso, Baleno, Vitara dan Ignis. Sedangkan MPV Ertiga dan tipe Hybrid, SUV XL 7 dan tipe Hybrid, pikap Carry diproduksi di Indonesia.
Suzuki Motor Corporation secara resmi akan menutup pabriknya di Thailand pada akhir tahun 2025. Keputusan tersebut diambil setelah evaluasi struktur produksi global.
Pabrik SMT didirikan pada Agustus 2011 dan baru beroperasi pada Maret 2012, mempekerjakan sekitar 800 orang dan kapasitas produksi hingga 60 ribu unit per tahun.
Langkah penutupan pabrik diambil Suzuki untuk mengoptimalkan lokasi produksi global serta bagian dari upaya mempromosikan netralitas karbon dan elektrifikasi secara global.
Ke depan, penjualan mobil Suzuki di Thailand akan diimpor melalui pabrik di kawasan ASEAN serta Jepang dan India.