Sejak awal sebelum waktu peluncurannya, CNNIndonesia sudah bisa memprediksi kalau Suzuki Fronx akan mengguncang segmen compact SUV dalam negeri. Terbukti Fronx berhasil menciptakan tren dan menjadi pusat perhatian di kelasnya, sebab Fronx punya keunikan tersendiri.
Di balik desainnya yang aduhai, Suzuki Fronx terbenam mesin bensin yakni K15B 1.500cc dan K15C 1.500cc Mild Hybrid. Mesinnya dikombinasikan pilihan transmisi 6 AT dan 4 AT. Konvensional ya bukan CVT, praktis berkendaranya lebih terasa nikmat apalagi saat "ditarik".
Sebelum membahas impresi berkendara, CNNIndonesia ingin membahas eksteriornya.
Desain eksteriornya ringkas dan bergaya coupe yang enak dipandang. Secara umum eksteriornya sangat proposional, desainernya sukses menyuguhkan aura sporty dan mewah pada Fronx.
Wajahnya sudah menggunakan proyektor LED di bagian bumper dan berpadu DRL untuk mengejar kesan premium. Lampu LED juga bisa dilihat di bagian belakang.
Penampilannya kian sempurna karena penyematan pelek 16 inci dengan aksen hitam untuk varian SGX, dan dual-tone alloy wheel untuk varian di atasnya yakni GX serta GL.
Suzuki Fronx punya panjang 3.995 mm, lebar 1.755 mm dan tinggi 1.550 mm. Wheelbase-nya mencapai 2.520 mm.
Kota Bandung, Jawa Barat dipilih untuk test drive Suzuki Fronx kali ini. CNNIndonesia mengawalinya mencari posisi duduk di kursi baris kedua. Joknya dibalut bahan lembut sehingga lebih nyaman untuk perjalanan jauh.
Untuk penumpang tinggi badan 168 sentimeter, rasanya masih akan menciptakan head room yang lega.
Selanjutnya ada rear AC vent yang terletak di belakang konsol tengah, sebuah fitur jamak di mobil-mobil modern lainnya agar penumpang belakang tidak kepanasan.
Penggunaan Heartect yang dipakai oleh Suzuki Fronx juga membuktikan platform ini meningkatkan rigiditas dan membantu mengurangi kebisingan dan getaran. Alhasil menciptakan ruang kabin lebih tenang dan nyaman.
Suzuki mengeklaim platform Heartect dirancang dengan zona deformasi yang menyerap dan mengarahkan energi benturan menjauh dari penumpang. Kondisi ini disebut mampu memberikan perlindungan yang lebih baik saat mobil bertumbukan.
Selain itu, dengan bobot yang lebih ringan, platform Heartect diakui berkontribusi meningkatkan efisiensi bahan bakar. Heartect ini telah digunakan pada mobil-mobil Suzuki lainnya sebut saja, Ertiga, Ignis dan Baleno.
Dalam pembuatannya dibutuhkan material berjenis Hi-tensile Steel. Bahan ini menguntungkan dalam tahap pressing dan welding, karena bahannya dapat dibentuk sesuai kebutuhan.
Saya agak sedikit terganggu saat melewati jalan tidak mulus. Bantingan suspensi terasa agak keras, namun sepertinya gejala itu sudah disesuaikan untuk jenis kendaraan dan tergolong masih dalam batas wajar.
Yang menjadi catatan, interior harusnya juga lebih banyak port karena rebutan dengan penumpang lain untuk pengisian daya perangkat elektronik.
Pada kesempatan ini CNNIndonesia mengendarai Fronx SGX atau varian tertinggi. Saya terkesima dengan desain dasbor, panel instrumen, lingkar kemudi. Semuanya mudah dioperasikan. Ukuran head unit-nya juga sangat pas memuat berbagai aplikasi sebagai teman perjalanan.
Saat duduk di balik kemudi rasanya seperti SUV di atasnya, sebut saja Baleno hatchback.
Fronx SGX punya teknologi Smart Hybrid Vehicle by Suzuki (SHVC). Varian ini dilengkapi oleh mesin berkode K15C kapasitas 1.500 cc bertenaga 103 hp pada 6.000 rpm dan torsi 138 Nm di putaran 4.400 rpm.
Saat berkendara, layar kecil di depan akan menampilkan cara kerja SHVC, bagaimana regenerasi energi dan bantuan motor listrik untuk meningkatkan efisiensi bahan bakar mobil.
Compact SUV Fronx juga tersedia Idle Stop yang dapat mematikan mesin saat kendaraan berhenti misalnya, saat lampu merah dan secara otomatis menyalakannya kembali saat pengemudi siap untuk berjalan. Fitur ini untuk memaksimalkan efisien bahan bakar saat idle.
Impresi berkendaranya tidak jauh berbeda dengan Baleno hatchback. Bedanya Fronx lebih compact jadi lebih asik bermanuver di perkotaan, jalur luar kota apalagi di jalan kecil. Perpaduan platform, bodi dan mesinnya tergolong sangat cekatan praktis mengerti keinginan pengemudi.
Apalagi mesinnya dipadukan transmisi otomatis konvensional yang mendapatkan kesan mobil lebih sporty. Saya sendiri sangat percaya diri dengan teknologinya. Tidak berlebihan bila Anda sebagai sopirnya, saya pastikan ingin terus membejek pedal akselerasi dan melakukan manuver bersama Fronx.
Keberadaan paddle shift menambah aktivitas saat menyalip kendaraan di depan menjadi lebih mudah.
Suzuki juga sudah menyiapkan mobil ini dengan fitur lainnya seperti Hill Start Assist (HSA) yang bekerja untuk menahan kendaraan tetap berada di posisinya saat berhenti di jalan yang menanjak, meski hanya hitungan detik.
Fitur standar lainnya ada Suzuki Safety Support atau yang biasa dikenal sebagai Advanced Driving Assistance System (ADAS). Fitur-fitur tersebut meliputi Adaptive Cruise Control, Lane Keep Assist, Dual Sensor Brake Support II (DSBS II), Lane Departure Warning, Lane Departure Prevention, Vehicle Swaying Warning, Blind Spot Monitor.
Selanjutnya ada Rear Cross Traffic Alert, High Beam Assist, 360 View Camera, Head-Up Display, Parking Sensor, Electronic Stability Program dan Hill Hold Control.
Kesimpulan
Kehadiran Suzuki Fronx bisa membahayakan para kompetitor seperti Honda WR-V dan Toyota Raize.
Sebab secara umum, Suzuki sangat cerdik untuk mencuri perhatian konsumen, bukan tidak mungkin pemilik mobil kompetitor akan berhitung ulang menjual mobilnya dan meminang Suzuki Fronx karena kelebihannya.
Sebagai konsumen Fronx juga tidak perlu khawatir karena Suzuki Fronx hasil produksi dalam negeri yang tentunya ketersediaan suku cadang sudah sangat terjamin.
Daftar harga Suzuki Fronx
- GL MT Rp259 juta
- GL AT Rp271 juta
- Hybrid GX MT Rp276 juta
- Hybrid GX AT Rp293,9 juta
- Hybrid SGX AT Rp319,9 juta
- Hybrid SGX AT Two Tone Rp321,9 juta.