Bridgestone tengah mengembangkan ban tanpa udara sebagai inovasi masa depan untuk industri otomotif global. Pabrikan ban asal Jepang itu lantas mengurai peluang ban jenis tersebut, apakah bakal diperkenalkan di Indonesia atau tidak.
Mukiat Sutikno, Presiden Direktur Bridgestone Tire Indonesia, menyampaikan ban tanpa udara yang salah satu kelebihannya tak akan pernah bocor dalam berbagai situasi ini masih dalam tahap riset. Sebagai tahap awal, pengembangannya hanya untuk mobil penumpang ukuran menengah.
Lihat Juga :![]() Edukasi dan Fitur Mengapa Ban Bisa Pengaruhi Konsumsi Bahan Bakar Mobil? |
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Bridgestone sudah melakukan studi itu. Tapi memang untuk masih mobil-mobil yang size-nya tidak terlalu besar dan masih daerah-daerah tertentu," ungkap Mukiat mengutip Detik, Senin (13/10).
Lebih dari itu Mukiat belum dapat memastikan apakah riset bakal bermuara terhadap produksi masal atau berhenti ditahap pengembangan saja.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jadi memang ke depannya apakah itu bisa menjadi ban (produksi massal) ke depannya, mungkin sekarang ini saya belum bisa jawab, tapi secara RnD (Research and Development) Bridgestone mereka selalu melakukan perbaikan perbaikan secara keseluruhan," kata Mukiat.
Menurut laporan Financial Times, Bridgestone dan Michellin baru-baru ini telah mencapai kemajuan besar berkat bantuan desain komputer yang memungkinkan pembuatan rekayasa struktur secara presisi terkait rancangan ban tanpa udara.
Dari sana mereka mengembangkan ban non-pneumatik (non-pneumatic tire) menggunakan struktur dan material canggih berbasis komputer.
Teknologi ini memungkinkan ban tanpa udara menopang kendaraan seberat satu ton dengan kecepatan hingga 60 km per jam, jauh lebih baik dibanding ban solid yang ada sekitar 10 tahun lalu.
Dengan sistem ini performa ban non-pneumatik meningkat signifikan pada kecepatan dan beban lebih berat, tanpa mengorbankan efisiensi bahan bakar atau kenyamanan berkendara.
Pada 2022, Bridgestone menyebut sebagian besar ban tanpa udara terbuat dari karet padat atau plastik. Mobil golf, trailer, sementara mesin pemotong rumput dikatakan sebagai salah satu contoh dari pengaplikasian ban jenis ini untuk sektor komersil.
Lalu dalam presentasi rencana strategis jangka menengah Bridgestone 2024-2026 Mid-Term Business Plan (24MBP), disebutkan Bridgestone sedang menanam benih bisnis baru untuk masa depan, yaitu mengembangkan bidang-bidang baru di luar ban konvensional.
Bila itu terjadi diharapkan mampu menjadi sumber pertumbuhan jangka panjang.
Hal itu termasuk Air Free Concept (ban tanpa udara) generasi teranyar ban yang tidak perlu diisi angin, ramah lingkungan, tahan bocor, dan mudah untuk didaur ulang.
Pabrikan ban lainnya, Goodyear, juga mengungkap ban tanpa udara bisa saja masuk ke Indonesia dalam lima tahun ke depan. Hal ini disampaikan Goodyear pada tahun 2023 lalu, yang artinya kemungkinan teknologi ban ini bisa masuk pasar Indonesia pada 2028.
Iman Santoso, Direktur Penjualan dan Pemasaran PT Goodyear Indonesia Tbk mengatakan masuknya teknologi ban tanpa udara bakal mengikuti tren mobil listrik yang dipercaya bakal terus meningkat dalam beberapa tahun ke depan.
"Lima tahun ke depan ya mungkin. Kalau 10 tahun ya udah pasti, tapi paling cepat lima tahun," ujar Iman saat ditemui di BSD, Tangerang Selatan, saat itu.
"Saat ini sudah bukan prototipe, terakhir sudah dipakai oleh mobil listrik di Amerika, Tesla," ungkapnya.
Beberapa produsen ban sebelumnya memang tengah mengembangkan ban tanpa udara. Inovasi ini diprediksisebagai salah satu masa depan komponen pendukung industri otomotif.
(ryh/dmi)