Jakarta, CNN Indonesia -- Untuk gaya hidup sehat, sejumlah orang menjatuhkan pilihan pada pemanis buatan karena dianggap tak begitu manis dan rendah kalori. Khusus bagi penderita diabetes, mereka termasuk yang memilih pemanis jenis ini.
Tapi tahukah kamu, pemanis jenis ini ternyata tak ramah lingkungan lho. Limbahnya memiliki pengaruh buruk pada air.
Luca Nizzetto, ilmuwan lingkungan sumber daya air yang bekerja di Institut Norwegia mengatakan kandungan
sucralose di pemanis buatan akan mempengaruhi ekosistem perairan dan tanaman serta hewan di dalamnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sucralose dijual di bawah merek Splenda dan dibeli banyak perusahaan makanan untuk mempermanis berbagai makanan ringan, makanan penutup, roti, dan soda. Sucralose seringkali dikaitkan dengan pola diet manusia, karena sifatnya yang tidak mudah pecah dan menjadi bahan bakar tubuh untuk beraktivitas.
Tapi zat ini biasanya dikeluarkan kembali melalui urine dan feses. Saat dibuang melalui toilet,
sucralose akan tetap bertahan dalam air, dan melalui proses pengelolaan limbah air.
Hanya saja, ukurannya sangat kecil dan sangat mungkin lolos dari pengelolaan limbah itu. Studi mengungkapkan 98 persen
sucralose dapat lolos dari proses pemisahan limbah tersebut, dan sangat mungkin untuk mencemari sungai, air tanah, dan air minum yang ada.
Pada akhirnya ekstrak
sucralose terjauh menyasar di laut. Hal ini yang membuat Nizzetto dan rekan-rekannya terkejut betapa luasnya penyebaran
sucralose dan pengaruhnya terhadap kualitas air laut. Temuan ini telah mereka angkat dalam jurnal Marine System 9 Maret lalu.
Mereka menemukan penyebaran
sucralose di laut utara. Tidak hanya itu, terdapat pula zat berbahaya semacam pestisida, obat-obatan, produk kecantikan dan bahan kosmetik, dan yang terbanyak adalah
sucralose yang terdapat di setiap titik penelitian.
Lupakan dampak negatif terhadap tubuh, karena itu membutuhkan penelitian tersendiri namun kandungan
sucralose yang melimpah di lautan sangat membahayakan bagi hewan dan tanaman di dalamnya.
Sebagai salah satu bahan kajian adalah hewan
crustaceans atau udang kecil yang dapat berenang lebih cepat atau lebih lambat dari biasanya. Adapula tikus percobaan yang diberi asupan
sucralose rutin dan mengakibatkan munculnya bibit kanker darah. Sementara untuk tanaman,
sucralose berhasil membuat tanaman gagal membuat makanan.
Bukan tidak mungkin ada banyak temuan baru dari dampak buruk
sucralose yang ada di lautan, terhadap manusia. Tanpa disadari manusia juga ikut menggantungkan hidupnya dari laut dengan mengkonsumsi makanan laut yang mungkin saja telah tercemar.
(ded/ded)