Jakarta, CNN Indonesia -- Spesies primata saat ini makin terancam punah. Khususnya orangutan, kera, monyet, dan lemur.
Ancaman kepunahan itu berasal dari kerusakan habitat akibat pembakaran hutan, penebangan pohon, dan perburuan liar. Beberapa macam primata memang banyak diselundupkan dan diperjualbelikan secara ilegal.
Khusus untuk orangutan Sumatera, tarsius di Filipina, dan lemur kerdil Lavasoa dari Madagaskar, sekarang sudah sulit ditemukan di habitatnya, terakhir mereka muncul pada 2013. Habitatnya pun semakin terbatas.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut data Bristol Zoological Society, di seluruh dunia ada 703 spesies dan subspesies primata. Pada 2013, sebanyak 48 persen di antaranya sudah di ambang kepunahan. Tahun ini, persentase itu naik hingga lebih dari 50 persen.
Madagaskar dan Vietnam merupakan titik ancaman kepunahan yang terparah.
Lemur kerdil Lavasoa, monyet merah dan monyet laba-laba merupakan yang paling terancam spesiesnya. Semuanya memiliki kesamaan tubuh yang mencolok sehingga seringkali menjadi sasaran perburuan.
Peneliti menyesalkan tidak adanya kepekaan, bahwa pelestarian satwa langka primata sesungguhnya dapat meningkatkan pendapatan ekowisata di suatu daerah. Jika primata langka tersebut memiliki habitat yang asri dan tetap dirawat, akan ada banyak wisatawan dan peneliti yang akan mengunjungi habitat tersebut. Bukan malah dibiarkan punah.
Mempertahankan keberadaan satwa butuh kerjasama baik untuk masyarakat setempat, peneliti dan pemerintah daerah. Semoga angka kepunahan satwa cerdas ini tidak semakin meningkat.
(ded/ded)