Jakarta, CNN Indonesia -- Apa yang sudah dipakai, harus dibuang. Begitulah kebiasaan masyarakat rimba, Bukit Dua Belas Jambi. Tidak terkecuali buku.
Mnurut pengalaman Butet Manurung, anak rimba masih sering meninggalkan buku setelah dibaca. Kebiasaan tersebut seringkali membuat mereka kekurangan buku.
"Anak sokola rimba bukan tidak menyukai buku," kata Butet seusai acara diskusi pendidikan Masyarakat Adat dalam Pendidikan Nasional di Jakarta, Selasa (17/5). Diskusi ini adalah rangkaian acara Pesta Pendidikan 2016.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mereka sangatlah kritis terhadap apapun yang mereka baca. Beragam pertanyaan akan bermunculan dalam benak mereka. Sayangnya mereka hanya memiliki sedikit koleksi buku. Soalnya mereka selalu nomaden.
Saat berpindah tempat, mereka akan membawa semua harta benda dalam tas di punggung. Apa yang sudah dipakai atau dimakan bukanlah harta, sehingga mereka akan membuangnya.
Begitu pun dengan buku yang telah dipelajari, akan ditinggal pergi. Untuk menyelamatkan itu semua, Butet Manurung seringkali memunguti buku-buku yang ditinggalkan agar tidak rusak.
"Kebiasaan tersebut sering dinilai mengabaikan, padahal anak-anak rimba jauh lebih memahami apapun yang mereka baca," kata Butet.
Setiap hari adalah hari buku bagi anak rimba. Mereka menganggap buku seperti gadgetnya. Anak rimba selalu membaca buku sampai habis, karena adat mereka mengajarkan selesaikan apa yang mereka lakukan.
(ded/ded)