Belajar dari Kasus Orlando, Seeing is Believing

Deddy Sinaga | CNN Indonesia
Selasa, 14 Jun 2016 14:53 WIB
Apa yang kamu lihat kemudian dipercayai atau dipersepsi itu belum tentu kebenarannya. Jadilah bijak sebelum mempersepsi sesuatu.
Ilustrasi (Thinkstock/shvili)
Bandung, CNN Indonesia -- Sedikit mengulas tentang artikel yang saya baca hari ini. Dalam artikel yang dimuat tersebut, intinya aksi penembakan di salah satu Club “Gay” di Orlando menyudutkan sekelompok orang atau yang lebih spesifiknya adalah Islam. Terlebih Donald Trump yang saat ini sedang haus dengan popularitas –karena akan mencalonkan menjadi Presiden Amerika—memberikan tanggapan terhadap Presiden AS dengan sedikit provokasi. Presiden Obama memalukan, bahkan menolak mengucapkan kata-kata radikal Islam, ujar Trump.

Lantas apakah benar Islam itu radikal?

Coba kita simak perjalanan panjang ajaran Islam yang disebarkan oleh Nabi Muhammad SAW. Pada masa itu Islam menjadi solusi untuk setiap permasalahan yang ada, baik itu sosial, politik, ekonomi dan sebagainya. Hamba Sahaya – budak belian – yang kala itu marak di Tanah Arab dengan datangnya Islam maka hamba sahaya itu menjadi tidak ada lagi di muka Bumi ini. Misalnya, Bilal Bin Rabbah yang saat itu disiksa oleh majikannya karena masuk Islam, akhirnya Bilal dibebaskan setelah umat Islam membelinya dari sang majikan dengan harga yang sudah disepakati. Setelah itu akhirnya Bilal terbebas dari kekangan sang majikan dan hidup lebih damai.

Kisah itu memberikan pesan pada kita bahwa Islam selalu mengajarkan tentang arti kedamaian, toleransi dan berbagi. Apalagi di bulan suci Ramadan ini, aktivitas berbagi semakin gencar dilakukan oleh umat Islam. 

Pertanyaan selanjutnya, siapa yang sebenarnya salah saat Islam dipandang radikal oleh non-muslim?

Beberapa waktu lalu, saya menonton film yang berjudul Now You See Me 2. Ada narasi yang begitu melekat dalam pikiran yaitu “Seeing is believing”. Intinya dalam narasi tersebut artinya adalah apa yang Anda lihat itu yang Anda percayai – persepsi dalam diri --. Aksi penembakan di sebuah Club ‘Gay’ Orlando itu memang tidak dilihat oleh banyak orang secara langsung, namun media memiliki peran sebagai penyambung mata dari khalayak. Apa yang terjadi di Orlando itu menjadi terlihat oleh khalayak dan akhirnya membentuk satu pemikiran bahwa Islam itu radikal. Alasannya sederhana karena si pelaku menggunakan simbol-simbol yang berkaitan erat dengan Islam.

Sebenarnya ini bukanlah alasan yang bisa teruji kebenarannya secara kuat dan logis. Menyimak narasi seeing is believing. Sebenarnya ada 3 huruf yang menarik bila dirangkai yang ada dalam kata beLIEve. Bila boleh membuat opini sendiri, sebenarnya apa yang Anda percayai atau persepsi itu bisa jadi merupakan sebuah kebohongan atau belum tentu benar. Secara fakta agama Islam pun mengecam segala tindak kekerasan yang dilakukan oleh siapa pun. Jadi, intinya apa yang kamu lihat kemudian dipercayai atau dipersepsi itu belum tentu kebenarannya.

Marilah menjadi orang yang lebih bijak sebelum mempersepsi sesuatu. (ded/ded)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER