Jakarta, CNN Indonesia -- Koalisi Permanen Merah Putih yang digadang oleh partai-partai pengusung pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa diisukan mulai terbelah, pascahasil mengecewakan dalam kontestasi Pilpres 2014.
Isu terbelahnya koalisi Permanen Merah Putih dengan cepat disangkal oleh salah satu partai pengusung, Partai Persatuan Pembangunan (PPP). PPP berkilah, sejak awal koalisi ini keputusan bersama seluruh partai pengusung, yaitu Partai Gerindra, Golkar, Partai Keadilan Sejahtera, Partai Amanat Nasional, dan belakangan meski tidak secara formal Partai Demokrat pun dianggap menjadi salah satu bagian koalisi ini.
“Keputusan seluruh anggota koalisi dan partai. Sampai sekarang PPP masih dalam koalisi," ujar Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PPP Ahmad Dimyati Natakusumah saat ditemui CNN Indonesia.com di ruang kerja pimpinan MPR, Jakarta (8/8).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Dimyati koalisi permanen adalah hal yang positif. Jika nantinya berada dalam pemerintahan maka koalisi tersebut bisa mendukung pemerintah. Bahkan sekalipun berada di luar pemerintahan, Dimyati percaya, koalisi ini akan menjadi penyeimbang pemerintah.
Anggota Komisi Agama Dewan Perwakilan Rakyat ini menepis isu bahwa PPP akan bergabung dengan kubu Jokowi-JK. Perkembangan isu tersebut, kata Dimyati, hanya karena adanya kader yang putar haluan dari garis partai atau ‘mbalelo'
"Namanya juga berpartai maka seharusnya bisa menghormati keputusan partai,"ujarnya menegaskan.
Dimyati menilai sampai saat ini keberadaan PPP dalam pemerintahan atau sebagai penyeimbang tidak akan jadi masalah berarti. "PDIP juga berangkat dari partai penyeimbang sekarang jadi penguasa, jadi sah-sah saja."