Jakarta, CNN Indonesia -- Penyebaran ajaran Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) di Indonesia di beberapa daerah yang telah terindikasi, membuat Polri menurunkan intelijen untuk menyebar ke tengah-tengah masyarakat.
Kepala Biro Penerangan Masyarakat Polri Brigadir Jenderal Polisi Boy Rafli Amar mengatakan saat ini pihaknya sudah mendapatkan informasi yang akan membantu penyelidikan tentang perkembangan ISIS dari tim intelijen.
“Kami terus melakukan pengawasan, terutama dengan menjalin komunikasi ke masyarakat. Tim intelijen terus digunakan agar kami mendapatkan lebih banyak informasi yang akan membantu penyelidikan,” ujarnya kepada wartawan di Mabes Polri, Jakarta, Selasa (19/8).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Boy menjelaskan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme, Ansyaad Mbai, yang telah memberikan laporan kepada Polri mengenai kota Jakarta, Solo, dan Poso sebagai kantong utama penyebaran ISIS membuat pihaknya kian memantau pergerakan di ketiga kota tersebut. “Saat ini kami fokus melakukan pencegahan di sana,” ujar Boy.
Atas laporan tersebut, Polri meminta masyarakat untuk bersikap kooperatif jika menemukan sesuatu yang mencurigakan. Dia mengatakan, salah satu bentuk kerja sama yang dapat dilakukan oleh masyarakat adalah menggalakkan peraturan wajib lapor kepada para pendatang baru. “Masyarakat harus tahu jika di lingkungan mereka ada kegiatan yang mencurigakan ataupun ada pendatang baru. Makanya masyarakat harus dilibatkan,” tegas Boy.
Berkenaan dengan 56 warga Indonesia yang diduga sudah bergabung dengan ISIS di Irak atau Suriah, Polri hingga kini belum dapat memastikan apakah mereka berasal dari tiga kantong utama ISIS di Indonesia atau tidak. “Kemungkinan datanya ada di Kementerian Hukum dan HAM, karena di sana ada Imigrasi,” jelas Boy.