Ketua Fraksi Demokrat: WO Seijin SBY

CNN Indonesia
Jumat, 26 Sep 2014 12:25 WIB
Demokrat tidak ingin ikut bersalah dalam membuat keputusan atas RUU Pilkada. Maka mereka memilih walk out.
Ketua Umum Susilo Bambang Yudhoyono (detikfoto/Agung Pambudhy)
Jakarta, CNN Indonesia -- Partai Demokrat disorot publik setelah melakukan aksi walk out dalam voting RUU Pilkada di paripurna DPR, Jumat (26/9) dini hari, yang menyebabkan kekalahan kubu pendukung pilkada langsung. Demokrat yang berulang kali mengatakan bakal solid mendukung pilkada langsung dianggap tidak konsisten dengan sikapnya.

Politikus Demokrat Ruhut Sitompul menyatakan walk out fraksinya sudah seizin Ketua Umum Susilo Bambang Yudhoyono. “Kami mengikuti Ketua Fraksi (Nurhayati Ali Assegaf). Dia bilang sudah ada persetujuan SBY untuk keputusan tersebut (walk out). Mau tak mau kami ikuti,” ujar Ruhut di gedung DPR RI, Senayan, Jakarta.

Menurut Ruhut, Demokrat walk out karena tidak ingin ikut bersalah dalam membuat keputusan atas RUU Pilkada. “Kami mengajukan sepuluh syarat. Sembilan sudah ada di draf, tapi yang satu lagi tidak dimasukkan. Kami tidak terima,” kata anggota Komisi III DPR itu.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Satu syarat yang menjadi alasan Demokrat ingkar mendukung pilkada langsung adalah soal aturan uji publik atas calon kepala daerah. Uji publik ini memberikan kewenangan kepada tim penguji untuk memutuskan apakah bakal kandidat kepala daerah lolos atau tidak menjadi calon kepala daerah.

Syarat ini dianggap fraksi lain berpotensi menjegal calon kepala daerah dan justru rawan politik uang. Pemerintah bahkan menolak syarat tersebut. “Aturan itu membuat calon bisa 'bermain' untuk mendapatkan surat lolos uji publik. Uji publik ini rentan dibayar,” kata Menteri Dalam Negeri Gamawan Fauzi.

Namun PDIP menyatakan telah menerima satu syarat yang menjadi ganjalan itu dalam lobi politik sebelum voting. “Setelah kami menyetujui opsi Demokrat di forum lobi, mereka justru terlihat kaget, bukannya senang. Mereka seolah-olah mendukung kedaulatan rakyat,” kata anggota Panitia Kerja RUU Pilkada dari PDIP, Yasonna Laoly.

PDIP pun menganggap Demokrat selama ini hanya berpura-pura mendukung pilkada langsung. Terhadap tudingan ini, Ruhut menanggapinya santai. “Masak kami mau mengalah terus? Kami kan partai besar. Selama ini PDIP sering walk out waktu kami jadi penguasa, sekarang gantian,” kata dia.

Demokrat menjadi penentu dalam voting RUU Pilkada karena ia merupakan fraksi terbesar di DPR yang menguasai 148 kursi. Kubu PDIP yang jumlah suaranya tidak sebesar Koalisi Merah Putih berharap banyak pada Demokrat. Namun Demokrat ternyata walk out.

Terkait SBY yang mengatakan kecewa atas sikap Demokrat dalam paripurna, Ruhut belum mengetahuinya. “Pak SBY marah atau tidak, saya belum tahu. Yang pasti, walk out kemarin mengikuti Ketua Fraksi,” ujarnya.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER