Dewan Perwakilan Daerah (DPR) akhirnya mengajukan nama Oesman Sapta untuk maju dalam paket pimpinan Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR).
Majunya Oesman dari DPD dianggap sebagai pelepas ketegangan yang kini terjadi di Parlemen antara Koalisi Indonesia Hebat dan Koalisi Merah Putih.
Disampaikan wakil ketua DPR RI fraksi PDIP, Pramono Anung Wibowo, kursi wakil pimpinan MPR yang akan diisi oleh KMP dan KIH sementara kursi pimpinan diduduki oleh DPD merupakan formasi yang bisa dikatakan adil bagi kedua pihak.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Untuk ketua MPR, seyogyanya menggambarkan dua kelompok. Jokowi-JK dan Prabowo-Hatta. Semoga ini bisa menurunkan ketegangan yang terjadi," kata Pramono di Komplek DPR RI, Jakarta, Selasa (7/10).
Tak hanya urusan politik, paket pimpinan yang diisi oleh kedua belah pihak, KIH dan KMP dianggap mampu membawa angin segar bagi dunia usaha dan laju perekonomian. Mengingat pasca kursi DPR RI dikuasai KMP, perekonomian negara justru tidak menunjukan kemajuan dan para investor cenderung memilih wait and see.
“Baik untuk dunia usaha, mudah-mudahan tawaran kami diterima koalisi Prabowo," kata Pramono.
Sementara itu, Ketua DPD, Irman Gusman berharap usulan DPD yang didukung KIH terkait formasi pimpinan MPR dapat diterima oleh KMP. Selain diterima, Irman sidang paripurna dalam menentukan pimpinan MPR ini bisa menjadi momentum partai politik koalisi baik dari KMP maupun KIH.
"Mudah-mudahan momentum ini jadi rekonsiliasi juga. Oesman sendiri justru ingin rekonsiliasi juga, kita liatnya kedepan. Dalam politik tidak ada lawan abadi, tidak ada juga teman abadi," kata Irman disela sidang pemilihan pimpinan MPR RI.
Menanggapi isu mengenai terpilihnya Oesman akibat kesepakatan politik antara partai koalisi dengan DPD, dibantah oleh Irman. Menurutnya, Oesman terpilih karena dukungan demokratis, bukan karena sokongan KIH maupun KMP.
"Nggak ada dealnya. Kan saya ketuanya. KMP dan KIH kalau bisa sinergi, nggak ada Oesman disokong KIH atau KMP. Dia hanya diutus DPD, ini kesepakatan demokratis, jangan liat orangnya," jelas Irman.