Pernyataan Hashim Djojohadikusumo bahwa sudah waktunya Joko Widodo membayar pengkhianatannya, dianggap dapat memancing munculnya gerakan kekuatan rakyat.
“Jika Hashim mengatakan Koalisi Merah Putih ingin menjadi penyeimbang atau oposisi yang efektif itu bagus,” kata Kepala Pascasarjana Program Ilmu Politik Universitas Nasional, Tubagus Massa Djafar saat dihubungi CNN Indonesia, Rabu (8/10) malam.
Lebih lanjut ia menegaskan bahwa oposisi yang efektif tidak berarti harus menjatuhkan. “Jika menjatuhkan, jangan lupa rakyat ini kekuatan yang silent,” katanya menambahkan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tubagus menilai, people power sangat mungkin bergerak apabila terjadi konflik antara parlemen dan pemerintah. Terlebih jika hal itu nantinya berdampak langsung pada kehidupan rakyat.
Dampak yang dimaksud pria kelahiran 25 Desember 1963 ini terutama akan menimpa sektor ekonomi. “Yang dapat membuat kebutuhan dasar rakyat seperti pekerjaan, pendapatan, dan kesehatan tidak terpenuhi.”
Sebelumnya, dalam wawancara dengan sebuah media asing, adik mantan calon presiden Prabowo Subianto ini mengatakan KMP akan menjadi oposisi aktif dan konstruktif bagi pemerintahan Jokowi lima tahun ke depan.
Walaupun Hashim mengatakan koalisinya tidak akan bersifat antagonis, namun ia menegaskan KMP dapat mengendalikan kursi berbagai komisi DPR. Pun memiliki kekuatan untuk menyelidiki aktivitas Jokowi dan kabinetnya.
Hashim pun mengklaim bahwa KMP memiliki kekuatan veto untuk lebih dari 100 posisi. Sebut saja Kepala Kepolisian Republik Indonesia, Panglima Tentara Nasional Indonesia, dan anggota-anggota Mahkamah Agung, serta Mahkamah Konstitusi.