Jakarta, CNN Indonesia -- Belasan kelompok organisasi pendukung Presiden Joko Widodo yang tergabung dalam Gerakan Rakyat Duapuluh Oktober (Geruduk) meminta Jokowi menolak tekanan dari pihak manapun dalam memilih anggota kabinetnya. Geruduk menyebut, lamanya waktu yang diperlukan dalam memilih calon menteri oleh Jokowi, seharusnya tidak dipermasalahkan oleh pihak lain.
“Dua hari, tiga hari, atau lima hari ya enggak apa-apa asal dapatnya yang bersih. Jangan sampai Jokowi ragu-ragu mengambil orang. Dan salah kalau harus cepat karena dapat tekanan,” ujar Presidium Seknas Jokowi, Muhammad Yamin, ditemui di konferensi pers yang digelar di Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (25/10).
Geruduk merupakan gabungan kelompok relawan Jokowi seperti PROJO, Seknas Jokowi, Almisbat, RPJB, dan Garda Pemuda NasDem.
Yamin mengatakan, kelompok-kelompok yang bernaung di bawah Geruduk, memiliki harapan agar Jokowi memilih calon menteri yang memiliki tiga karakter penting. Tidak hanya bersih dan tidak terlibat dengan kasus pelanggaran HAM, mereka juga meminta Jokowi memilih menteri yang selama ini menunjukkan sejalan dengan visi-misi Jokowi.
“Menterinya itu harus paham Trisakti, bersih dari HAM dan korupsi, dan juga siapapun yang menjadi menteri adalah
die-hard-nya Jokowi,” kata Yamin.
Yamin menjelaskan, sebutan '
die-hard' yang dimaksud adalah orang-orang yang selama ini menunjukkan kesamaan ide dan tidak bertolak belakang dengan kebijakan ataupun pilihan yang dilakukan oleh Jokowi selama ini.
Selain itu, Yamin juga berharap agar Jokowi mengingat ratusan ribu masyarakat yang turun ke jalan, usai dirinya dilantik sebagai Presiden pada Senin (20/10) lalu. Alasannya, dukungan massa kala itu adalah wujud dari harapan rakyat yang sangat besar kepada Jokowi.
“Hari itu akan menjadi ingatan kolektif masyarakat, termasuk Jokowi, yang jelas-jelas menunjukkan masyarakat punya harapan baru untuk dibawa menjadi sejahtera oleh Jokowi,” ujarnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jokowi Harus jadi Antitesis SBYMuhammad Yamin mengatakan jutaan rakyat Indonesia saat ini sangat berharap agar Jokowi tidak melakukan hal yang sama seperti yang dilakukan oleh mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dalam pemilihan mentri-mentrinya.
"Dia bukan kelanjutan dari SBY. Karena itu, kami tidak ingin dikecewakan karena dia harus menunjukkan bahwa dirinya adalah anti-tesa SBY,” kata Yamin.
Yamin memaparkan, pendukung Jokowi ingin ada orang-orang baru yang tidak pernah terlibat kasus apapun, yang nantinya diangkat sebagai menteri oleh Jokowi. Terlebih lagi, kata Yamin, para pendukung Jokowi tidak ingin melihat ada nama-nama menteri yang dikenal sebagai penganut orde-baru.
“Kami ingin orang-orang yang dipilih adalah orang yang harus segar, tidak terlibat kasus, dan bukan penganut orde baru. Kalau ada menteri penganut orde-baru di dalamnya, bisa modar kita!,” ujarnya. Hal itu, dianggap Yamin, dapat mengurangi kemungkinan terjadinya kekacauan dalam perjalanan kabinet Jokowi.
Jokowi TersanderaSalah seorang relawan, Panel Barus mengutarakan beberapa hal penting dari apa yang akan disampaikan oleh ratusan kelompok relawan Jokowi. Menurutnya, masukan yang berasal dari relawan Jokowi berkaitan dengan situasi tarik-menarik urusan kepentingan pasca pelantikan. "Beliau (Jokowi) seperti tersandera. Kami sangat khawatir mengenai prinsip-prinsip awal Nawa Cita."
ujar Panel.
Panel juga menyadari dengan jabatan sebagai presiden, ruang untuk publik semakin tertutup untuk berdiskusi dengan Jokowi. Karenanya, ia berharap pesan-pesan dari relawan dapat segera disampaikan secara langsung ke Jokowi.
"Kami kan di sini bukan untuk bikin celaka. Kami peduli tentang agenda pro rakyat beliau dan punya harapan agar prinsip tersebut tidak bergeser," jelasnya.