Jakarta, CNN Indonesia -- Berpindah-pindah. Begitulah cara anggota DPR dari Koalisi Indonesia Hebat melakukan rapat tandingan di parlemen.
Pertama rapat digelar di ruang rapat Badan Musyawarah di gedung ‘kura-kura’ DPR. Satu jam kemudian rapat pindah ke ruang rapat Badan Akuntabilitas Keuangan Negara (BAKN).
Tak sampai setengah jam, rapat di ruang BAKN itu dihentikan. Rapat kemudian pindah ke ruang rapat Pansus B sampai berakhir, Senin (3/11) sore.
Rapat terakhir ini dihadiri kurang dari 30 perwakilan masing-masing fraksi yang terdapat di koalisi itu, yaitu PDI Perjuangan, Nasional Demokrat, Hanura, PPP, dan PKB. Alhasil, ruangan rapat terasa sepi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Usai rapat, Ida Fauziyah dari Fraksi PKB yang memimpin rapat, mengundang wartawan masuk ke ruangan. Menurut dia, mereka telah memutuskan bahwa proses penyusunan alat kelengkapan dewan akan dilakukan dengan musyawarah mufakat dan mempertimbangkan proporsi kekuatan di DPR.
Rapat tandingan semacam ini dimulai sejak Koalisi Indonesia Hebat meradang setelah Koalisi Merah Putih menyambar hampir semua kursi pimpinan komisi dan alat kelengkapan dewan lainnya. Mereka menyatakan mosi tak percaya kepada pimpinan DPR dan mengajukan pimpinan DPR sementara. (Baca:
PDIP Menilai Semangat KMP Adalah Sapu Bersih)